Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Doa Agar Dihindarkan dari Wakil Rakyat yang Khianat

19 Agustus 2016   18:28 Diperbarui: 19 Agustus 2016   21:54 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doa, sumber gambar : dream.co.id

Sebagai warga negara, penulis merasa banyak sekali persoalan di negara ini. Penulis yakin yang disampaikan di doa ini adalah bahasa jujur dan mewakili harapan bukan hanya "banyak" orang, tetapi semua warga negara Indonesia, semua penulis sampaikan hanya demi kebaikan bangsa ini.

Doa..

Saudara sebangsa dan setanah air, mari kita tundukkan kepala kita memohon kepada Tuhan YME, agar kita selalu berada dalam lindunganNya..

Ya Allah, kami tidak sedang bersidang maupun menjalankan tugas mengabdi bangsa, kami hanya rakyat kecil yang bersyukur kepadaMu karena hari ini kami masih bisa hidup dan makan, meskipun sering makan seadanya 1-2x sehari.  

Ya Allah, bimbinglah kami agar dalam menjalani hidup sehari-hari menghadapi derasnya arus import, mafia kuota, pemburu rente dkk dimana hasil akhirnya harga-harga bahan pokok menjadi jauh lebih mahal daripada harga diluar negeri.

Tujuh dasawarsa yang lalu, Engkau memerdekakan bangsa ini dari penjajahan bangsa lain, tetapi ternyata kemerdekaan itu hanya sejenak, tidak lama kemudian kami "dijajah oleh bangsa kami sendiri".

Hukum yang seharusnya menjadi landasan kuat untuk negara ini, dinodai dengan mafia kasus yang telah mendarah daging dari hulu ke hilir. Ya mereka semua penegak hukum adalah orang-orang Indonesia, bukan warga asing, maupun berkewarganegaraan ganda.

Engkau juga telah menganugerahkan kekayaan alam yang luar biasa kepada kami. Tapi Tuhan, 71 Tahun kami merdeka kami belum merasakan itu, bumi dan gunung kami diexploitasi habis-habisan, hutan kami dibakar dan laut kami dijarah ribuan kapal asing.

Seakan-akan kami menjadi kuli di negeri sendiri, semua salah asing, tetapi bagaimana asing itu dapat masuk bila bukan ada segelintir oknum bangsa kita sendiri yang membuka pintu dan mempersilakan mereka?

Kami tidak memahami peta politik, kami hanya paham bahwa "katanya" ada wakil rakyat yang mewakili suara dan harapan kami.

Kemana mereka saat ribuan kapal pencuri itu berlalu lalang didepan mata selama puluhan tahun?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun