Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak JK, Ini Alasan "Minoritas" Lebih Kaya dari "Mayoritas" [Bagian-3]

2 Juni 2017   17:18 Diperbarui: 2 Juni 2017   17:26 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemiskinan dan Pendidikan, sumber gambar : edunews.id

2. Adakan asuransi pendidikan nasional seperti BPJS, dimana semua orang wajib menabung untuk biaya sekolah dan kuliah anak-anaknya kelak + bisa diberlakukan sistem subsidi silang antara yang kaya dan miskin.

*pendidikan kejuruan juga setara kuliah, bukan ijasah s1,s2,s3 nya yang penting, tetapi skill/seberapa dalam keahlian spesifiknya yang penting.

Sebagian biaya asuransi pendidikan bersama tersebut, juga bisa digunakan untuk membangun insfrastruktur pendidikan digital seperti di negara maju.

Bodoh sekali pemikiran bahwa rakyat jangan sekolah tinggi-tinggi, nanti lowongan pekerjaannya tidak ada, sarjana sekarang kan banyak yang menganggur, cukup SD saja supaya bisa tenaganya bisa diserap oleh pabrik dll.

Kenapa bodoh? Karena artinya kita tidak sadar bahwa selain kompetisi tenaga kerja "otot" sekarang sudah antar negara, selain itu pekerjaan dengan otot, sekarang dan semakin lama akan semakin tergantikan semua oleh robot/mesin.

Contoh sederhana, pabrik rokok, pabrik rokok itu semua sudah pakai mesin dan otomatis, mereka hanya pura pura memakai tenaga kerja manusia untuk “menyandera” pemerintah, begitu pajak/harga rokok dinaikkan, langsung mengancam PHK, padahal PHK besar-besaran sudah terjadi karena semua berubah menggunakan mesin.

Ini juga faktor penting kenapa keluarga berencana sangat urgent dan penting, karena masa depan manusia bukan hanya bersaing sesama manusia, apalagi bersaing antar ras dan agama, kita akan bersaing dengan RAS ROBOT!

Mereka tidak kenal lelah, tidak pernah mengeluh, tidak minta gaji naik, kerja teliti dan presisi, tidak suka debat agama, tidak ngerumpi dan hobby baca berita hoax,

dan yang paling penting, tidak suka demo minta ini itu, hahaha.

Bisakah kita berkompetisi dengan mereka menggunakan otot saja? Bisa sih, pukul aja robotnya sampai rusak, wkwkwk.

*ini kita baru membicarakan robot/mesin biasa, belum Artificial Intelligence.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun