Mohon tunggu...
Anna Melody
Anna Melody Mohon Tunggu... -

Melihat dari sudut pandang berbeda...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Demo Taksi, Antara Propaganda dan Berebut Nasi?

22 Maret 2016   17:31 Diperbarui: 23 Maret 2016   06:52 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- mengatur tarif standar, sehingga terjadi persaingan sehat, bukan bersaing dengan harga subsidi/gila2an pemodal asing.

Bila memang sistem taxi konvensional memberatkan pekerja/supir taxi, atau layanan kurang memuaskan, maka evaluasi dan perbaiki, tetapi bukan dimatikan profesinya dan pasar malah diserahkan ke kalangan ekonomi menengah, pemilik mobil.

Ini jelas beda kasus dengan gojek, dimana ojek pangkalan sudah punya motor dan tinggal daftar saja ke gojek dkk. Heran juga ngapain gojek hari ini ikut rusuh dimana-mana, padahal grabbike baik-baik saja??

Belum lagi beberapa pejabat yang sudah ribut duluan mau cabut izin taxi anarkis, bukankah yang ojek online juga terbukti anarkis? Kenapa diam dan malah dibela mati-matian? Cabut saja izin keduanya.

Benarkah yang dikatakan bluebird bahwa ada provokasi dan propaganda untuk mematikan profesi supir taxi konvensional? Aah entahlah, sekarang apapun bisa terjadi, yang pasti disaat pemerintah tidak bisa menjaga supply dan demand pada industri apapun itu, maka akan ada pihak yang mati, dan kita harus memilih siapa yang harus mati.

Tergantung pemerintah, mau memilih profesi pekerja supir taxi yang notabene rakyat kecil mati, atau mau memilih teknologi, investor asing dan kalangan menengah yang diatur supaya rukun dengan supir taxi konvensional

Kebebasan itu ada batasnya dan harus dibatasi, jangan berlindung pada kata teknologi, globalisasi dll lalu semuanya dibuka tanpa batas, apalagi dengan kondisi pendidikan, kesehatan, ekonomi kita yang sebagian besar masih mengenaskan.

Coba saja rupiah dan bursa saham dibuka tanpa batasan peraturan apapun, hanya perlu 24 jam bagi pemodal seperti Soros dkk (bila mereka mau/usil) untuk memporakporandakan semuanya, dan kitapun hilang dalam peta... itulah realita.

 

Salam Kompasiana

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun