Mohon tunggu...
KARINA
KARINA Mohon Tunggu... Mahasiswa - PENULIS DAN PEMBACA

jangan lupa sering berbagi cerita :)

Selanjutnya

Tutup

Film

The Social Dilemma, Peringatan Keras untuk Generasi Milenial

29 November 2021   01:31 Diperbarui: 29 November 2021   01:51 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

The Social Dilemma adalah film dokudrama arahan Jeff Orlowski tahun 2020 yang mengisahkan tentang perkembangan sosial media dan efeknya di masyarakat dunia. Film dokumenter terbaru dari Netflix ini menceritakan bagaimana media sosial memberikan dampak yang buruk terhadap kehidupan manusia. 

Beberapa dampak dari media sosial diantaranya : beredarnya informasi bohong / hoax, berkurangnya interaksi dan komunikasi antar manusia secara langsung, pengaruh iklan terhadap kehidupan, pengaruh kesehatan mental manusia, hingga hal-hal yang berhubungan dengan politik hingga kepentingan negara.

Film 'The Social Dilemma' berfokus pada bagaimana perusahaan media sosial besar memanipulasi pengguna dengan menggunakan algoritme yang mendorong kecanduan pada platform mereka. Ini juga menunjukkan, dengan cukup akurat, bagaimana platform memanen data pribadi untuk menargetkan pengguna dengan iklan -- dan sejauh ini sebagian besar tidak diatur.

Menariknya, dalam film dokumenter ini, ada beberapa pihak eksekutif puncak dari Twitter, Instagram, Pinterest, Facebook, dan situs lain yang memberikan waktu dan berbagi informasi terkait media sosial. Saat film dibuka, kita dapat melihat bahwa orang-orang yang akan menceritakan kisah mereka kepada kita . Satu sisi mereka merasa senang, namun sebenarnya sedikit takut dan malu membuka sisi gelap tersebut.

Salah satu contohnya adalah cerita dan pendapat dari Justin Rosenstein, penemu fitur Facebook yang paling umum, tombol "suka". Dia sedikit malu mengatakan bahwa tombol 'suka' itu dimaksudkan untuk "menyebarkan kepositifan." Sebenanrnya apa yang salah jika teman kita menyukai sesuatu postingan atau pembahasan dari media sosial kita ?

Sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah, apabila mereka tidak mengubah perlikau mereka jika apa yang di bagikan tidak sesuai dengan ekspektasi mereka. Ternyata faktanya adalah bahwa orang-orang cenderung kecewa dan sedih, bahkan sakit hati jika unggahan foto atau hal lainnya tentang mereka tidak mendapatkan rspon berupa tanda 'suka'. 

Lantas, apakah itu tampak seperti masalah? Pertimbangkan salah satu contoh bahwa jaman sekarang, penggguna media sosial, khususnya kaum perempuan remaja cenderung mengalami lonjakan stress, depresi, sedih, apabila apa yang mereka bagikan tidak dianggap keren, karena tidak mendapatkan respon tanggapan seperti tanda 'suka' dari tean-temannya. 

Selain itu, begitu banyak istilah media sosial yang muncul untuk membuat diri mereka menjadi terlihat lebih baik, atau bahkan sempurna. Katakanlah hal tersebut adalahyang menggambarkan orang-orang yang mencari operasi plastik agar terlihat lebih seperti gambar yang disaring yang mereka lihat secara online.

Pelajaran terpenting dari "The Social Dilemma" adalah bahwa kita harus lebih kritis terhadap semua yang kita baca, atau bahkan dengarkan secara online, terutama jika disajikan kepada kita dengan cara yang mencerminkan pemahaman terperinci tentang kecenderungan dan preferensi kita. Selain itu, kita harus menolak "model ekstraksi perhatian" yang membuat media sosial tampak ramah dan menguatkan. 

Secara keseluruhan, film rilisan September 2020 ini membawa kesan sangat menarik dan rinci karena berhasil menyampaikan kepada para penontonnya mengenai perkembangan teknologi digital yang semakin canggih, sehingga setiap tindakan yang kita lakukan di media sosial, dipantaunya hingga dapat memprediksinya. 

Film dokumenter ini pada dasarnya juga menjadi pengingat bagi kita, khususnya generasi millennial, agar lebih bijak dan disiplin dalam pengunaan teknologi dan media sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun