Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sering Bekerja di Luar Jam Kerja, Begini Cara Saya Merawat "Work-Life Balance"

19 November 2021   07:00 Diperbarui: 19 November 2021   17:43 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja di luar jam kantor (Foto oleh Diva Plavalaguna dari Pexels)

Seiring bertambahnya pengalaman akan kesetiaan, kasih dan penyelenggaraan ilahi, saya belajar berserah diri dalam setiap refleksi. Saya belajar membiarkan Dia memegang kendali atas hidup saya.

Kedua, mengatur ulang urutan prioritas     

Setelah mengambil jeda, saya merasa lebih damai. Dalam situasi emosi yang lebih tenang, saya dapat melihat lebih jernih kondisi yang saya hadapi.

Ilustrasi menjaga ibu di rumah sakit (Foto oleh DCStudio dari Freepik)
Ilustrasi menjaga ibu di rumah sakit (Foto oleh DCStudio dari Freepik)

Ada saatnya saya harus meletakkan pekerjaan di bawah keluarga dalam urutan prioritas saya. Sebagai contoh, ketika ibu saya dirawat inap selama hampir tiga bulan, saya meminta izin dari atasan agar dapat bekerja dari rumah sakit.

Saya bersyukur memiliki atasan yang sangat memerhatikan kesejahteraan psikologis saya. Beliau memahami posisi saya sebagai anak tunggal dari seorang ibu tunggal dan memberi dukungan yang luar biasa.

Pada saat yang lain, pekerjaan dan keluarga dapat bertukar tempat. Ini terjadi ketika saya harus menghadiri pertemuan penting dengan relasi bisnis yang diadakan setelah jam kerja. Acara tersebut bertepatan waktunya dengan rencana makan malam bersama keluarga dalam rangka hari ulang tahun salah seorang anak saya.

Saya bersyukur memiliki suami dan anak-anak yang memahami kondisi saya. Mereka sepakat menjadwal ulang acara makan malam yang sudah direncanakan beberapa waktu sebelumnya tanpa saya minta dan tanpa membuat saya merasa bersalah.

Ketiga, senantiasa bersyukur dalam segala perkara

Ilustrasi bersyukur (Foto oleh yanalya dari Freepik)
Ilustrasi bersyukur (Foto oleh yanalya dari Freepik)

Rasa syukur membantu saya mencukupkan diri dengan apa yang ada. Rasa syukur membantu saya menerima hal-hal yang tidak menyenangkan.

Saya termasuk orang yang overthinking dan sering khawatir tentang banyak hal. Belajar bersyukur membantu saya mengatasi kekhawatiran tersebut.

Hal ini tidak berarti saya tidak pernah lagi khawatir. Namun, setiap kali kekhawatiran datang menghinggapi, saya akan menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan-pelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun