Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pengalaman Saya dalam Negosiasi Gaji

27 Agustus 2021   15:06 Diperbarui: 29 Agustus 2021   12:41 2150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi nego gaji (Foto oleh Sora Shimazaki dari Pexels)

Di sini juga saya merasa dihargai sesuai kontribusi yang saya berikan. Kenaikan jabatan, kenaikan gaji, bonus-bonus dadakan, semua diberikan tanpa saya minta. Semua saya terima dengan penuh syukur.

Seperti saya menghormati pasutri pemilik bengkel layaknya orangtua, saya juga menghormati Pak JY layaknya seorang ayah. Saya berusaha memberikan yang terbaik bagi pekerjaan, karena saya ingin melihat ‘ayah’ senang dengan pencapaian saya.

Pada pengalaman kerja keempat, gaji saya turun 50% dari posisi sebelumnya dan inilah hasil nego saya

Ilustrasi Chief Accountant (Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels) 
Ilustrasi Chief Accountant (Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels) 

Singkat cerita, saya memutuskan keluar dari KAP JY karena akan menikah dengan seorang kolega. Saya diterima bekerja di sebuah pabrik kimia yang belum lama berdiri, atas rekomendasi seorang calon kakak ipar.

Posisi saya turun dari Manajer menjadi Supervisor. Gaji saya turun 50% dari gaji terakhir di KAP.

Baca juga: Bos Jempolan Mendidik Saya untuk Taat Pajak

“Saya ingin kamu tahu bahwa posisi “Chief Accountant” hanya langkah awal untukmu. Saya melihat potensi dalam dirimu untuk dikembangkan menjadi seorang “Finance and Accounting Manager” dan mungkin lebih.” kata calon bos saya saat wawancara.

“Terima kasih, Pak. Saya hanya bisa berjanji bahwa saya akan melakukan yang terbaik. Saya tidak keberatan bekerja melampaui uraian tugas bila diperlukan. Namun, saya berharap perusahaan dapat menghargai saya dengan layak sesuai kontribusi yang saya berikan.”

Ya, itulah cara saya bernegosiasi. Saya tidak menyebut berapa angka yang saya harapkan, karena saya percaya rezeki ada di tangan Tuhan. Saya juga percaya bahwa atasan yang bijak mengerti cara menghargai bawahannya.

Tiga belas tahun saya bertahan di perusahaan kimia tersebut, gaji terakhir saya hampir enam kali gaji pertama. Perusahaan tersebut membatasi kenaikan gaji maksimum hingga % tertentu untuk mengendalikan kenaikan biaya tetap. Namun, ketika kinerja perusahaan sedang baik, kami sering mendapat bonus dadakan.

Pertama kali saya menyebut nilai gaji saat wawancara kerja

Keluar dari pabrik kimia, saya sempat menikmati rasanya menjadi ibu rumah tangga selama enam bulan. Pak JY kemudian merekomendasikan saya untuk bekerja di pabrik pakaian dalam wanita milik salah satu klien beliau.

Tugas saya adalah mengevaluasi dan mengembangkan sistem dan prosedur di perusahaan tersebut. Ini mirip dengan peran sebagai konsultan manajemen ketika masih bekerja di KAP.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun