Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hidup Tenang Tanpa Utang

7 Agustus 2020   01:54 Diperbarui: 7 Agustus 2020   05:44 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: freepik.com

Sebuah survei yang dilakukan oleh Credit Karma  pada tahun 2019 menunjukkan bahwa hampir 50% dari generasi milenial menghabiskan uang melebihi batas kemampuan mereka karena Fear of Missing Out (FOMO). FOMO dalam bahasa Indonesia dapat diartikan "tak mau kalah" atau dalam dialek hokkian disebut "kiasu". Hal itu mereka lakukan agar dapat diterima di lingkaran pertemanan mereka.

Harus diakui, godaan yang dialami generasi muda zaman sekarang jauh lebih menekan dibanding zaman saya muda dulu. Sebelum pandemi COVID-19 merebak, dalam sehari saya bisa diganggu oleh lebih dari 5 panggilan telpon yang menawarkan kartu kredit dengan iming-iming bebas iuran tahunan, diskon dan aneka hadiah. 

Belum lagi tawaran kredit tanpa agunan (KTA). Selain itu, ada banyak promo barang-barang branded dengan cicilan bunga 0% yang dapat saya jumpai setiap kali saya nge-mall. 

Sudah hampir 5 bulan saya tidak pergi ke mall karena menyadari diri sebagai manusia berisiko tinggi tertular COVID-19. Panggilan telpon yang menawarkan kartu kredit maupun KTA juga tidak sesering sebelumnya. Namun, dalam era pandemi, fintech lending berkembang pesat. Pinjaman online dengan mudah diperoleh hanya dengan menekan tombol hape. Perkara sanggup bayar atau tidak, dipikirkan nanti saja. 

Kemudahan mendapatkan pinjaman, ditambah tekanan dari lingkungan pertemanan, membuat generasi muda sekarang relatif lebih mudah terjerat hutang.

Di bawah ini adalah beberapa temuan penting dari survei yang dilakukan oleh Credit karma:

  • Hampir setengah (48%) responden milenial membelanjakan uang untuk hal yang tidak mereka butuhkan agar dapat diterima dalam lingkungan pertemanan mereka.
  • 80% responden milenial yang berhutang, merahasiakannya dari teman-teman mereka.
  • Milenial yang terlibat dalam hutang yang dipicu oleh FOMO, melakukannya untuk berbagai barang dan pengalaman, termasuk makanan (47%) dan pakaian (41%), tetapi juga mobil (15%), tato (11%) dan perumahan (9%).

Tetap Berada di Lingkaran Pertemanan Tanpa Harus Terjerat Utang

Seyogianya, pertemanan dapat tetap dibina tanpa harus membuat kita terjerat hutang. Beberapa tips di bawah ini dapat dicoba:

  • Lebih baik investasikan waktu daripada habiskan uang
    • Menghabiskan uang untuk bersenang-senang bersama teman-teman dengan mengunjungi restoran mewah dan mahal adalah pemborosan yang berpotensi membuat seseorang terjerat hutang.
    • Sebaliknya, menghabiskan waktu bersama teman-teman, saling berbagi mimpi dan pengalaman, adalah investasi yang akan memperkaya hidup Anda.
    • Tidak ada salahnya mengungkapkan keprihatinan dan mengajak teman untuk mendiskusikan acara-acara kebersamaan yang bermakna namun dalam batas anggaran yang dapat dijangkau.
  • Jangan merasa turun gengsi karena tidak punya kartu kredit
    • Saya ingat suatu pengalaman di tahun 1991. Saat itu, menjelang ulang tahun ke 28 pacar (sekarang suami) saya, saya ingin membelikannya ikat pinggang kulit dari sebuah brand yang cukup ternama. Itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki ke dalam toko tersebut. Setelah saya memilih barang yang akan saya beli, pramuniaga bertanya apakah saya akan membayar dengan kartu kredit. Sorot matanya segera berubah ketika saya menjawab bahwa saya akan bayar tunai. 
    • Waktu itu, saya pergi dengan seorang teman. "Heran, kenapa dia lebih menghargai orang yang berhutang daripada orang yang membayar lunas," teman saya mengomel sambil cepat-cepat melangkah keluar dari toko itu. Kami tertawa berdua setelahnya. Pada saat itu, kartu kredit masih menjadi simbol gengsi. 
  • Pikirkan sekali lagi sebelum memutuskan untuk membeli
    • Saat Anda tergoda ingin memiliki pakaian, perhiasan, atau barang mewah apa pun yang dimiliki oleh teman Anda, pikirkanlah sekali lagi sebelum memutuskan untuk membelinya. Tanyakan pada diri sendiri, apakah saya sunggguh-sungguh membutuhkannya? Apakah barang ini masih bermanfaat bagi saya tiga atau lima tahun lagi?
    • Menghabiskan uang untuk membeli barang mahal yang hanya akan kita gunakan sesekali atau bahkan hanya sekali untuk selanjutnya disimpan dalam lemari, adalah suatu pemborosan.

Tips Hidup Tenang Tanpa Utang

Tips-tips di bawah ini hanya rangkuman dari beberapa pengalaman praktis yang saya alami sejak masa kecil hingga saat ini:

  • Sesuaikan gaya hidup dengan kemampuan keuangan, cukupkan dengan apa yang Anda miliki
    • Peribahasa berkata, jangan besar pasak daripada tiang. Kita perlu menyesuaikan gaya hidup dengan kemampuan kita. Kopi yang diracik sendiri tidak kalah nikmat dengan racikan barista di coffee shop ternama, jika kita meraciknya dengan hati dan menikmatinya dengan penuh syukur.
    • Ketika saya masih duduk di bangku SMP dan SMEA, saya hampir tidak pernah makan di restoran. Saya biasa menyerahkan seluruh hasil memberi les privat dan honor mengarang kepada Mama. Lalu, mama akan memberikan kepada saya sejumlah uang yang saya butuhkan untuk bayar uang sekolah dan uang saku bulanan. Dengan sisa hasil kerja saya dan hasil kerja Mama sebagai penjahit, Mama mengatur kebutuhan sandang dan pangan kami. Gaya hidup kami sangat sederhana, tetapi kami tidak pernah berkekurangan. Selalu cukup.  
  • Buat perencanaan keuangan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek
    • Jika saat ini Anda masih berusia duapuluhan dan belum lama terjun ke dunia kerja, maka perencanaan keuangan jangka panjang Anda mungkin berupa target memiliki rumah dan kendaraan sendiri.
    • Perencanaan jangka menengah mungkin berupa liburan ke tempat tertentu atau menambah pendidikan tertentu.
    • Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan bulanan, atau jika perlu, mingguan.
    • Tuliskan semua perencanaan Anda dan catat realisasinya. Lakukan evaluasi dan lakukan penyesuaian dari waktu ke waktu.  
  • Membeli pada saat yang tepat, gunakan kartu kredit dengan bijak
    • Ada seorang keponakan saya yang mengoleksi beberapa kartu kredit. Sepupu-sepupunya sering bertanya kepadanya mengenai diskon-diskon kartu kredit karena dia selalu mengikuti hal tersebut dan memanfaatkannya dengan optimal. Seringkali, dia menunda keinginan membeli sesuatu dan baru melakukannya pada saat ada penawaran khusus.
    • Penawaran-penawaran khusus yang sesuai kebutuhan kita dan jangka waktu kredit adalah dua keuntungan utama yang dapat kita nikmati, jika kita menggunakan kartu kredit dengan bijak.
  • Sisihkan sebagian penghasilan untuk ditabung, lakukan dengan disiplin
    • Selalu sisihkan sebagian penghasilan Anda untuk ditabung. 
    • Masukkan unsur "tabungan" dalam perencanaan keuangan mingguan dan bulanan Anda, lakukan dengan disiplin.

Dengan membiasakan diri hidup tanpa hutang dan menabung sedikit demi sedikit, Anda akan menikmati hasilnya suatu hari kelak.

Referensi: Credit Karma

Jakarta, 7 Agustus 2020

Siska Dewi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun