Mohon tunggu...
Siska Dewi
Siska Dewi Mohon Tunggu... Administrasi - Count your blessings and be grateful

Previously freelance writer https://ajournalofblessings.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Hati Harus Memilih

29 Juli 2020   22:57 Diperbarui: 2 Agustus 2020   04:02 1208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cibodas. Foto oleh: Sebastian Ong

Ilham dan Maya sudah menjalani profesi sebagai dosen selama kurang lebih 32 tahun. Selama itu, Ilham juga memperdalam ilmunya dan sejak sekitar 25 tahun yang lalu sudah menyandang gelar Doktor dalam bidang Akuntansi. 

Maya mengambil gelar Master, juga di bidang Akuntansi, beberapa tahun setelah Ilham meraih gelar Doktornya. Bagi Maya, melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 adalah tuntutan tugas, untuk memenuhi persyaratan agar dapat tetap mengajar di S1.

Sejak pandemi Covid-19 merebak dan universitas memberlakukan kegiatan belajar-mengajar daring, Ilham dan Maya mulai merasa tidak nyaman. Mereka sudah terbiasa dengan kegiatan tatap muka. Mereka juga merindukan sensasi membolak-balik kertas ujian atau lembaran skripsi yang sekarang semua beralih ke layar monitor komputer.

Hal itu masih ditambah dengan rapat-rapat virtual yang terkadang berlangsung berjam-jam. Belum lagi laporan-laporan penilaian yang semua menggunakan format excel dengan rumus-rumus yang sudah diisi oleh Ketua Jurusan dan tidak semua mereka pahami.

"Aku merindukan diskusi-diskusi dengan sesama team penguji ketika sidang skripsi. Sekarang semua itu tidak ada lagi. Kami harus memutuskan sendiri-sendiri berapa nilai yang akan kami berikan. Terkadang, ada rekan dosen yang memberi nilai sebuah skripsi jauh di atas atau jauh di bawah nilai yang aku berikan, dan aku tidak tahu apa pertimbangannya!" curhat Maya.

"Kita ini sudah lansia," Ilham tertawa mendengar curhat Maya.

"Rasanya malas harus mempelajari semua hal dan ketentuan baru itu. Aku lelah. Sejujurnya aku sedang mempertimbangkan untuk berhenti di sini saja. Mungkin sudah saatnya aku berhenti mengajar anak orang lain dan mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama cucuku."

Sarjana Baru Lulus: Kerja Apa?

Berakhirnya tahun ajaran juga ditandai dengan lahirnya sarjana-sarjana yang baru lulus. Mereka yang lulus di era pandemi tentunya menghadapi tantangan tersendiri. Mungkin mereka harus menghadapi kenyataan bahwa bisnis yang menyediakan lapangan kerja yang mereka idam-idamkan, saat ini dalam kondisi mati suri.

Mungkin ada bidang industri tertentu yang masih berkembang atau perusahaan tertentu yang masih bertahan di era pandemi ini. Namun apakah di perusahaan-perusahaan tersebut tersedia lowongan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan impian mereka?

Jika pun lowongan tersedia, mereka mungkin harus bersaing dengan para senior yang kehilangan pekerjaan di tempat lain. Para senior ini, tentunya menang dari sisi pengalaman.

Dalam kondisi seperti ini, para sarjana baru dihadapkan pada pilihan apakah tetap mau menunggu hingga terbukanya kesempatan kerja sesuai passion mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun