Mohon tunggu...
Anna Liya Najwa Lailiya
Anna Liya Najwa Lailiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Merupakan mahasiswa yang memiliki sikap disiplin, jujur, aktif, dan bertanggung jawab yang saat ini sedang menempuh pendidikan di program studi kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Peliknya 1 Oktober di Kanjuruhan, Malang

19 Oktober 2022   16:20 Diperbarui: 19 Oktober 2022   16:21 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bulan oktober tepatnya tanggal 1 di tahun 2022 indonesia berduka atas meninggalnya  kurang lebih 125 orang tepat setelah pertandingan liga antara grup sepakbola Arema dengan persebaya dia daadakan . Kita semua tau dua grub sepak bola tersebut memiliki rivalitas suporter yang tinggi sejak lama . Kronologi kejadian ini dimulai dari kalahnya arema di kandang nya sendiri melawan persebaya dengan poin 3-2 yang menewaskan kurang lebih 125 orang , karena kekecewaan suporter aremania ini adabeberapa orang yang turun ke lapangan dengan motif untuk menyemangati pemain Arema saat kalah , kejadian itu memicu kericuhan sehingga banyak suporter yang turun ke lapangan dan polisi secara terpaksa harus menembakkan gas air mata dengan harapan kericuhan mereda . Namun bukan semakin tertib malah penonton semakin terlihat sangat ricuh dan beberapa pintu keluar juga terkunci sehingga banyak orang yang ter injak injak dan sesak nafas kemudian meninggal di tempat dan meninggal saat akan dibawa ke tempat medis. Perlu diketahui bahwa suporter lawan yaitu persebaya tidak hadir di lokasi kejadian karena memang untuk meminimalisir kericuhan jadi bisa disimpulkan bahwa kejadian ini bukan antara aremania dengan persebaya yang ricuh tapi aremania dengan faktor lain yang tak terduga .kejadian ini termasuk kejadian yang langka terjadi di dunia sepakbola dan kejadian ini menjadi tragedi terbesar ke 3 setelah tragedi estadionaciola peru vs argentina dan tragedi ghana 2001 . Ada 3 aspek yang berkaitan dan menimbulkan kesalahan fatal dalam kejadian ini yang pertama adalah dari pihak penyelenggara pertandingan , sebenarnya stadion kanjuruhan hanya memiliki kapasitas 38 ribu saja namun pada kenyataaanya lebih dari 38 ribu orang datang dan itu melebihi batas kapasitas yang ditentukan selain ituterkait waktu, sebenarnya waktu yang ditentukan harusnya tidak terlalu larut agar menghindari kercuhan tapi panitia pelaksana tetap melakukan pelaksanaan liga malam hari.

Elemen suporter dalam suatu tim sepak bola merupakan hal yang seru dan penting untuk memicu semangat pemain sepakbola suatu tim bahkan ketika tidak ada suporter yang seru mungkin sepakbola adalah sesuatu yang membosankan . Namun jangan sampai kefanatikan suporter membahayakan dirinya sendiri bahkan orang lain , kecintaan terhadap sepakbola bukan lah hal yang salah, yang menjadi salah ketika kita sesama satu tanah air indonesia mempunyai rivalitas yang membuat kita terbelah satu sama lain. Toleransi agama di begara kita saja sudah sangat baik dan bahkan saling tolong menolong dan membantu sesama walaupun beda agama, kenapa antar suporter tidak bisa? harus nya lebih bisa solid dan kalau bisa kita mendukung timnas indonesia agar bisa tembus keluar negri dan meraih piala dunia secara internasional. semoga dengan adanya kejadian ini menjadi pelajaran bagi aremania untuk lebih hati hati dan tertib serta mematuhi aturan saat di stadion. Dalam suatu pertandingan maslah Kalah dan menang merupakan hal yang biasa dan tidak abadi kalah atau abadi menang. dimohon untuk nanti ketika tim siapapun yang kalah untuk tetap lapang dada dan mengontrol emosi tetap menggunakan ptak yang dingin, jangan sampai gara2 sakit hati karena kalahmembuat kita marah sampai merugikan orang lain bahkan memicu kericuhan skala besar.

Aspek kedua yang berpengaruh dalam tragedi kanjuruhan ini adalah pihak keamanan dari jajaran kepolisian . Dalam peraturan Fifa dikutip dari FIFAstadium and secuirity pasal 19 nomor b yang berbunyi " Tidak boleh membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengnendali massa " Namun polisi membawa bahkan menggunakan gas air mata dan menembakkan dilapang dan di tribunn , mungkin hanya beberapa oknum dari arema fc yang membuat kesalahan dengan turun kelapang dan membahayakan oficial. tapi yang di tembak gas airmata oleh para aparat tidak hanya yang dilapangan justru ditembakkan ke tribun 10 yang itu isinya ibu ibu dan anak kecil yang hanya menjadi penonton, tidak ikut ikut turun kejalan , akibatnya semua penonton yaitu arema FC panik dan berdesak desakan hingga banyk yang jatuh dan ter injak injak untuk keluar karena stadion sudah sangat tidak kondusif , parah nya lagi bebrapa pintu terkunci yang memperparah sehingga banyak anak kecil danibu ibu. juga anak anak muda meninggal ditempat dan menjadi korban akibat tragedi ini. kemudian aspek ketiga adalah polisi . Aparat kepolisian adalah elemen pemerintah yang berfungsi untuk mengayomi menertibkan serta melindungi rakyat tidak seyogya nya bagi mereka dengan alasan apapun untuk menembekan gas airmata waktu itu. apalagi ditembakkan bukan pada tempatnya. Betapa sakitnya teman teman Aremania yang tidak bersalah tapi harus menjadi korban dan terinjak injan. Berapa tangis ibu yang jatuh rauh melihat anak anaknya yang izin untuk melihat pertandingan sepakbola untuk refresinv namun pulang pulang tinggal nama. Betapa sakit hati ya orang tua yang sudah membesarkan anak anak mendidik dan membahagiakan  mereka tapi malahaan gugur hanya karena benerapa oknum aparat yang salh menembakkan gas airmata dan oknum arema Fc yg sengaja turun ke jalan padahal mereka sejarinya hanya menonton.

Melihat sepak bola mungkin menjadi hiburan tersendiri bagi beberapa orang khusunya anak anak muda tapi alangkah lebih baiknya para ibu ibu atau bapak bapak tidak membawa anak kecil atau balita untuk menonton sepakbola yang notabennya memiliki kefanatikan yang tinggi seperti arema dan persebaya, sedangkan dalam stadion dapat dilihat bahwa hampir  tidak ada contoh yang baik untuk ditiru dan dicontoh oleh abak kecil isinya hanya suporter yang teriak teriak dan berbicara kurang baik. selain itu Untuk aparat kepolisian pasti sebelum dilaksanakannya pertandingan ada breifing dari pimpinanan aparat yang sesuai SOP yang ada . harusnya lebih bisa dicermati. dan ketika ada kecelakaan semoga bisa menjadi evaluasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun