Mohon tunggu...
AnnaFitriani21
AnnaFitriani21 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya "Economic Entity Concept" dalam Bisnis UMKM

28 Desember 2018   18:50 Diperbarui: 29 Desember 2018   00:28 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anna Fitriani Mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Sultan Agung Semarang Angkatan 2018

Salah satu indikator kemakmuran suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Dengan pertumbuhan ekonomi yang baik maka pembangunan berbagai sektor dalam negara tidak akan terhambat. Banyak pihak yang mempunyai peran penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara, salah satunya yaitu UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan Menengah ). 

UMKM mempunyai peranan yang sangat strategis bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara, baik negara yang sedang berkembang maupun negara maju.

UMKM pada dasarnya di dirikan untuk melaksanakan serangkaian aktivitas dan kegiatan yang bersifat ekonomi dan diharapkan dapat memperoleh suatu hasil akhir yang menguntungkan bagi pihak -- pihak yang berkepentingan. Hasil akhir dari aktivitas dan kegiatan pada UMKM tergambar dalam laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. 

Namun di dalam praktiknya masih banyak UMKM yang tidak menerapkan EEC ( Economic Entity Concept ) dalam pengelolaan keuangannya, hal tersebut dikarenakan pelaku UMKM beranggapan bahwa pengelolaan keuangan merupakan hal yang mudah dan sederhana serta kurangnya tenaga kerja yang tidak terdidik dalam bidang akuntansi.

Beberapa pelaku UMKM menyatakan bahwa tanpa akuntansi, usaha mereka tetap berjalan lancar, selalu memperoleh laba dan beraggapan usaha mereka berjalan normal, namun sebenarnya tidak mengalami perkembangan. Para pelaku UMKM sebatas mengetahui pola jika produk yang dihasilkan terjual banyak maka untung, tetapi jika produk yang dihasilkan terjual sedikit maka rugi.

 Ketika mereka mendapatkan pertanyaan tentang keuntungan yang di dapatkan, mereka tidak bisa menunjukkan dengan nominal angka melainkan dengan asset berwujud seperti tanah, sawah, rumah dan kendaraan. Padahal asset tersebut di dapatkan tidak hanya dengan dana UMKM, tetapi terkadang ditambah dengan harta pribadi. Asset tersebut terkadang digunakan bukan untuk kepentingan UMKM saja namun terkadang digunakan untuk kepentingan pribadi dan tidak ada pencatatan atau pemisahan diantara keduanya. 

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan pengetahuan dan penerapan Economic Entity Concept dalam bisnis yang dijalankan oleh pelaku UMKM. Economic Entity Concept menganggap bahwa entitas bisnis merupakan suatu unit yang terpisah dari pemiliknya dan berbeda dengan entitas lainnya. Dengan diterapkannya Economic Entity Concept dalam suatu bisnis, maka diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar pengmbilan keputusan oleh pemilik UMKM atau pihak manajemen..

Penerapan Economic Entity Concept tidak hanya untuk memisahkan transaksi -- transaksi perusahaan dengan transaksi -- transaksi pemilik usaha, akan tetapi juga digunakan untuk pengambilan keputusan dalam UMKM dan pengembangan pasar. Dengan kata lain, Economic Entity Concept menganggap bahwa perusahaan merupakan sebuah kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri terpisah dengan entitas ekonomi lain bahkan dengan pribadi pemilik. 

Dengan begitu Economic Entity Concept memisahkan dan membedakan seluruh pencatatan transaksi baik kekayaan maupun kewajiban perusahaan dengan pribadi pemilik perusahaan. Penerapan Economic Entity Concept oleh UMKM tidaklah semudah membalikkan telapak tangan akan tetapi diperlukan adanya proses dan niat yang kuat oleh pemilik UMKM. Salah satu cara untuk menerapkan Economic Entity Concept dalam bisnis UMKM adalah dengan perekrutan tenaga akuntan yang professional, atau bisa juga memberikan pelatihan kepada karyawan yang dianggap mampu. Perekrutan tenaga akuntan dilakukan apabila dalam suatu UMKM tidak terdapat orang yang cakap dan memiliki penegetahuan dalam bidang akuntansi .

Apabila UMKM telah memiliki tenaga akuntan, langkah selanjutnya yaitu mengimplementasikan Economic Entity Concept mulai dari pemisahan pencatatan transaksi perusahaan dengan transaksi pribadi pemilik UMKM, penjurnalan, pengelompokkan ke dalam buku besar dan langkah yang terakhir yaitu pembuatan laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan yang baik dan benar, memungkinkan pemilik UMKM memperoleh data dan informasi yang tersusun secara sistemastis, pemilik juga dapat memperhitungkan tentang keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai serta sebagai syarat untuk mengembangkan usahanya misalnya dengan melakukan pinjaman ke bank. 

Sehingga setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya di dasarkan pada kondisi konkret keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya di dasarkan pada asumsi semata. Bisnis UMKM akan berjalan lancar dan teratur apabila dikelola dengan sistem yang baik. Bisnis UMKM yang menerapkan Economic Entity Concept dan memiliki sistem pencatatan akuntansi yang baik dan benar maka akan lebih mudah berkembang daripada UMKM yang hanya memprioritaskan penjualan produk tanpa memperhatikan resiko keuangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun