Mohon tunggu...
Mbak Celsa
Mbak Celsa Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Soekarno Pemimpin yang revolusioner tapi tidak otoriter Sang proklamator yang tidak koruptor Bermartabat dan tidak memakan uang rakyat Sangat Indonesia-is dan Pancasila-is

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semakin Jaya Kota Ambon, HUT ke 441

11 Oktober 2016   09:07 Diperbarui: 11 Oktober 2016   09:15 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: bloganakcurhat.wordpress.com

Kota Ambon dikenal juga dengan sebutan Ambon Manise yang berarti kota Ambon yang indah, manis atau cantik, merupakan Kota terbesar di wilayah kepulauan Maluku dan menjadi sentral bagi wilayah kepulauan Maluku. Kota Ambon mulai berkembang semenjak kedatangan Portugis pada tahun 1513, Portugis mengerahkan penduduk di sekitarnya untuk membangun benteng Kota Laha atau Ferangi yang diberi nama waktu itu Nossa Senhora de Anunciada di dataran Honipopu sekitar tahun 1575. Dalam perkembangannya, sekelompok masyarakat pekerja yang membangun benteng tersebut mendirikan perkampungan yang disebut Soa, kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian.

Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan pada tanggal 7 September 1575 dalam suatu seminar di Kota Ambon. Walikota Tingkat II Ambon, Almarhum Letnan Kolonel Laut Matheos H. Manuputty (Walikota yang ke-9) mengambil inisiatif atau gagasan untuk mencari dan menentukan hari jadi atau hari lahir Kota Ambon. Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Wali Kotamadya Kepala Daerah tingkat II Ambon tertanggal 10 Juli 1972 Nomor:25/KPTS/1972 yang diubah pada tanggal 16 Agustus 1972, yang isinya mengenai pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota Ambon.

Kemudian Fakultas Keguruan Universitas Pattimura menyelenggarakan suatu seminar ilmiah tanggal 14 sampai 17 November 1972 dalam rangka penentuan hari lahir Kota Ambon yang diketuai oleh John Sitanala (Dekan Fakultas Keguruan). Hasil dari seminar menetapkan tanggal 7 September 1575 sebagai Hari lahir Kota Ambon, maka untuk pertama kalinya pada tanggal 7 September 1973 Hari lahir Kota Ambon diperingati.

Provinsi Maluku sempat digoyang konflik horizonal sehingga menimbulkan kesan angker dan tidak aman bagi turis dan investor. Setelah melewati masa-masa sulit dan konflik berkepanjangan, Maluku kembali menggeliat. Bahkan bermodal kekayaan dan keindahan alamnya yang mempesona, kini provinsi yang berada di kawasan Indonesia timur itu, kernbali bersinar dan mempercantik diri.

Kepedulian seluruh elemen masyarakat kota Ambon terhadap perjalanan ‘kota manis’ ini dapat terlihat hingga saat ini. Pemkot Ambon dan DPRD telah melaksanakan tujuh prioritas pembangunan daerah sesuai Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafond Anggaran Sementara (KUA PPAS) tahun anggaran 2013. Tujuh prioritas pembangunan tersebut adalah peningkatan kualitas layanan pendidikan, kesehatan, penanggulangan kemiskinan, peningkatan iklim investasi dan usaha, penataan lingkungan dan penanggulangan bencana, infrastruktur dan penguatan kapasitas birokrasi dan tata kelola.

Pemerintah Kota Ambon juga berkewajiban untuk menata kembali serta merehabilitasi sarana dan prasarana umum, termasuk perumahan masyarakat yang rusak dan hancur akibat bencana alam. Kegiatan tersebut berupa pembangunan jembatan pada beberapa titik lokasi, pembangunan talud penahan badan jalan, rehabilitasi talud pengaman sungai, serta normalisasi sungai dan saluran. Berbagai upaya yang dilaksanakan tersebut juga dibantu Pemerintah Provinsi Maluku, TNI dan Polri serta partisipasi masyarakat. Keseriusan pemerintah dalam memperbaiki Ambon berjalan dengan berkesinambungan dari hal kecil hingga yang berhubungan dengan negara maupun internasional.

Sumber: www.malukupost.com
Sumber: www.malukupost.com
Pemerintah Indonesia percaya bahwa pulau-pulau kecil menentukan masa depan bangsa baik dilihat dari pemanfaatan potensi maupun penentu kedaulatan NKRI. Sehingga dilakukan pemerataan pembangunan, salah satunya dengan membangun Jembatan Merah Putih. Yaitu jembatan kabel pancang yang terletak di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Indonesia. Jembatan ini membentangi Teluk Dalam Pulau Ambon, yang menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) di Kecamatan Sirimau pada sisi utara, dan Desa Hative Kecil/Galala di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan.

Jembatan ini merupakan jembatan terpanjang di Indonesia Timur, menjadi bagian dari keseluruhan tata ruang Kota Ambon dan menjadi ikon kota Ambon. Dibangun sejak 17 Juli 2011, Jembatan Merah Putih menelan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp 779,2 miliar. Jembatan ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 4 April 2016. Tujuan pembangunan Jembatan Merah Putih adalah untuk mempercepat waktu tempuh perjalanan antara Bandara Pattimura di Jazirah Lei Hitu, Maluku Tengah di utara, dan pusat Kota Ambon di Jazirah Lei Timur di selatan.

Selain itu, Disbudapar Maluku bekerja sama dengan ILO (International Labour Organization) untuk melakukan survei terhadap potensi desa-desa di Ambon. Perairan Maluku berbatasan dengan Australia dan dapat dijadikan pintu gerbang Indonesia timur dalam menangani kerja sama negara-negara kawasan. Konferensi ini merupakan pertemuan komprehensif kedua negara Indonesia dengan Australia dalam meningkatkan kerja sama kelautan dan perikanan.

Pertemuan digelar di Ambon dalam rangka Sail Banda dengan sasaran, meningkatkan kerja sama konkret antar Pemerintah kedua negara dengan mengembangkan penanganan akses nelayan tradisional di Kepulauan Ashmore Reef dan Cartier (MOU Box) kerja sama riset yang menguntungkan pengelolaan penekanan kedua negara, penaganan ilegal fishing dengan intensitas patroli terkoordinasi, pengelolaan perikanan tangkap dan lain-lain.

Wilayah perairan Kota Ambon memiliki sumberdaya perikanan yang sangat potensial ditinjau dari besaran stok maupun peluang pemanfaatan dan pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dan analisis terhadap kelimpahan stok potensi lestari. Investasi untuk sektor perikanan dapat dalam bentuk perikanan budidaya dan perikanan tangkap yang dipasarkan untuk memasok kebutuhan lokal, regional (intra wilayah Maluku) dan nasional. Menteri Kelautan dan Perikanan sangat serius dalam menangani pencurian ikan di Maluku yang merugikan negara hingga 40 Triliun per tahun. Sehingga pengerahan TNI-AL maupun Polair dalam menjaga perairan guna melindungi dan meningkatkan kualitas hasil laut di Maluku.

Dibalik program-programnya, tujuan utama pemerintah Indonesia di Maluku yaitu penanganan kemiskinan melalui tahapan yang tidak singkat, namun hasil dari rangkaian pembangunan tersebut terbukti berjalan baik di Maluku khususnya Ambon. Pada tahun 2014, Produk Domestik Regional Bruto per kapita Kota Ambon berdasarkan harga berlaku tumbuh cukup cepat, yaitu 8,3 persen, sedangkan untuk harga konstan di Kota Ambon mengalami pertumbuhan sebesar 1,7 persen.

PDB perkapita masyarakat Kota Ambon pada tahun 2014 atas dasar harga konstan 2010 adalah sebesar 19,5 Juta Rupiah (U$1423,31) sedang PDB perkapita pada tahun 2014 berdasarkan Harga berlaku adalah 25,16 Juta Rupiah (U$ 1836,43). Angka kemiskinan di Kota Ambon adalah 4,42% dan merupakan persentase kemiskinan paling kecil di Provinsi Maluku. Provinsi Maluku menjadi salah satu daerah penghasil sagu dan rempah-rempah dapat dijadikan solusi terhadap kelangkaan pangan nasional di masa datang.

Disamping itu juga untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, telah tersedia 2 buah Plaza, 7 pasar tradisional dan 1 kawasan baru untuk pengembangan pusat aktivitas perekonomian.

Salah satu Mall di Kota Ambon dikenal dengan nama Ambon City Center. Sumber: beritasatu.com
Salah satu Mall di Kota Ambon dikenal dengan nama Ambon City Center. Sumber: beritasatu.com
                                                                                                       

Perumahan elite milik group Ciputra. Sumber: lipsus.kompas.com
Perumahan elite milik group Ciputra. Sumber: lipsus.kompas.com
                                                                                                                                   

Dengan adanya pengembangan kawasan Passo sebagai kota orde kedua, maka peluang investasi pembangunan kawasan perdagangan dan jasa sangat menjanjikan. Sejalan dengan pengembangan Kawasan Passo sebagai Kota Orde Kedua memiliki akses yang sangat besar untuk menciptakan peluang bagi investor mengembangkan sektor perdagangan dan jasa. Karena kawasan ini akan didukung dengan ketersediaan terminal transit serta adanya alokasi ruang yang cukup serta potensial bagi pengembangan permukiman baru sehingga peluang investasi yang memiliki prospek adalah pembangunan kawasan perdagangan dan jasa.

Melihat dari kondisi hidrologi Ambon dicirikan oleh banyaknya sungai yang mengalir dari pegunungan dan bermuara di Teluk Ambon dan Teluk Dalam. Beberapa sungai besar yang memiliki daerah aliran cukup jauh serta debit yang potensial antara lain; Wai Ruhu dengan debit 35,05 m³/detik, Wai Batu Gajah dengan debit 20 m³/detik serta Wai Tonahitu dengan debit 19,50 m³/detik. Potensi investasi kelistrikan yang dapat dikembangkan adalah penyediaan mikro hidro untuk penambahan daya listrik dengan memanfaatkan sungai yang memiliki potensi debit cukup besar di antaranya ketiga sungai di atas.

Bertambahnya jumlah penduduk serta makin membaik strata kehidupan sosial ekonomi masyarakat Ambon dengan pola konsumsi yang sangat tinggi berdampak pada tuntutan kebutuhan papan (rumah) yang sehat dengan lingkungan yang baik. Beberapa kawasan pengembangan sesuai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon yang merupakan sentra pertumbuhan baru dan potensial seperti kawasan Passo dengan lahan yang sangat datar telah dicadangkan untuk kawasan pertumbuhan baru bukan saja bagi sektor perdagangan dan jasa namun juga bagi sektor-sektor lainnya termasuk sektor perumahan dan permukiman. Saat ini kota Ambon menjadi pusat pelabuhan, pariwisata dan pendidikan di wilayah kepulauan Maluku.

Dari sekian banyak program pemerintah baik di pusat maupun daerah tergambar keseriusan dalam membangun Maluku khususnya Ambon yang memiliki potensi baik dibidang perikanan, rempah, industri, letaknya yang strategis, hingga pariwisatanya. Namun sangat disayangkan, ada segelintir orang yang menganggap pemerintah pusat tidak peduli dengan pembangunan di wilayah timur, khususnya di Maluku. Mereka menganggap bahwa pemerintah tidak serius bankan meng’’anak tiri’’kan Maluku. Melihat bukti-bukti pembangunan infrastruktur dan ekonomi diatas, lalu dimanakah letak ketidakseriusan pemerintah dalam membangun gudang ‘emas rempah’ tersebut ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun