Mohon tunggu...
Anna DwiCahyani
Anna DwiCahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - SWCU'19

Be the best, do the best

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

5 Alternatif Memulihkan Perekonomian Petani Pedesaan di Tengah Pandemi Covid-19

28 Januari 2021   08:50 Diperbarui: 28 Januari 2021   10:20 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Kasus Covid-19 tanggal 27 Januari 2021 (sumber: BNPB Indonesia on Twitter)

Covid-19?

Rasanya seperti sudah bosan mendengar kata Covid-19 di tahun 2021 ini, bukan? Pandemi Covid-19 seakan tidak ada kejelasan kapan akan berakhir, dimana pandemi ini sudah merenggut banyak nyawa di seluruh penjuru dunia. Pandemi yang muncul di Indonesia pada bulan Maret tahun 2020 lalu ini berdampak pada seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali petani pun juga ikut merasakannya.

Bagaimana tidak? Ketika kebijakan pemerintah yang menuntut masyarakat untuk PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), work from home, lockdown atau pun PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) tentu membuat petani sangat terpukul, karena hasil penjualan pertanian mereka akan berkurang. 

Dengan adanya pandemi sampai sekarang ini menekan kebutuhan masyarakat akan pangan, karena kondisi perekonomian yang sedang sulit. Kondisi perekonomian seperti ini tentu akan mengubah consumer behavior (perilaku konsumen) yang cenderung berubah kembali ke pola hidup sehat dengan makanan sehat seperti sayuran, buah-buahan, ikan, dan lainnya. Akan tetapi, kondisi inilah yang membuat sektor pertanian dikatakan paling mampu bertahan dalam pandemi Covid-19.

Budi Arie selaku Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menyatakan bahwa sektor pertanian menyumbangkan angka pertumbuhan ekonomi nasional yang masih positif pada angka 2,19 %. Bahkan, pada masa pandemi seperti sekarang ini, Budi mengatakan bahwa sektor pertanian di Indonesia tumbuh tinggi 16,24 % secara tahunan. Meskipun demikian, apakah petani terutama yang ada di pedesaan merasakan dampak positif tersebut?

Ternyata petani di pedesaan yang secara langsung terjun ke lapangan merasakan hal berbeda. Petani sangat mengeluhkan soal distribusi hasil pertanian. Kondisi pandemi juga membuat harga jual hasil panen mengalami penurunan dikarenakan berkurangnya pembeli di pasaran. 

Hal ini menyebabkan perekonomian petani pedesaan terguncang, dikhawatirkan mereka tidak akan mempunyai cukup modal untuk musim tanam selanjutnya. 

Lantas bagaimana yang harus dilakukan untuk mencegah hal tersebut? Berikut ini adalah 5 langkah alternatif yang dapat dilakukan untuk membantu memulihkan perekonomian petani pedesaan di tengah pandemi.

Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi (sumber: cianjur.jabar.polri.go.id)
Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi (sumber: cianjur.jabar.polri.go.id)

Pertama, pemerintah harus memperhatikan sektor pertanian, tidak hanya berfokus pada kesehatan. Sektor pertanian mampu bertahan di tengah kondisi yang tidak memungkinkan seperti saat ini. Dikarenakan pangan bersumber dari hasil pertanian, tentunya petani harus diperhatikan secara khusus, terlebih petani yang ada di pelosok-pelosok pedesaan. 

Pemerintah sebaiknya mengalokasikan anggaran yang lebih besar dan dialokasikan kepada petani-petani pedesaan yang sedang mengalami kesulitan, seperti memberi bantuan berupa benih atau bibit unggul, pupuk berkualitas, menstabilkan stok dan harga pangan di pasaran, serta membantu distribusi dan transportasi pangan dari hulu (on farm) ke hilir.

Kedua, peran optimalisasi penyuluh sangat dibutuhkan sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap petani kecil di pedesaan. Kondisi pandemi seperti sekarang tidak bisa dijadikan penghalang penyuluh untuk mendampingi petani-petani. Justru dengan adanya pandemi ini, penyuluhan bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun melalui media digital yang mana hal ini sudah disediakan oleh KemenTan (Kementrian Pertanian) melalui wadah Konstratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian).

Ketiga, pemerintah daerah setempat perlu melakukan gerakan optimalisasi seluruh lahan pertanian. Pemerintah juga harus mendorong petani pedesaan untuk memanfaatkan lahan (seperti lahan kering dan rawa) serta mengawasi dan mencegah apabila terjadi alih fungsi lahan pertanian. Pemanfaatan lahan bisa dilakukan di pekarangan yang tidak hanya untuk bertanam tanaman pangan atau hortikultura, tetapi bisa juga diiringi dengan budidaya ternak sehingga diharapkan mampu mencukupi ketersediaan pangan.

Keempat, pemerintah perlu mengantisipasi dan memetakan daerah yang mengalami kerawanan pangan dengan mengalokasikan kebutuhan pangannya secara tepat. Untuk itu, pemerintah perlu mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan pangannya. 

Upaya yang dilakukan adalah dengan adanya LPM (Lembaga Pangan Masyarakat), diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya cadangan makanan sehingga masyarakat (khususnya di pedesaan) pun dapat menjaga akses dan kontinuitas ketersediaan pangan terlebih di masa pandemi seperti sekarang.

Terakhir, pemerintah harus mengoptimalisasi pemasaran hasil pertanian. Meskipun saat ini KemenTan sudah berupaya untuk menciptakan pemasaran efisien yang salah satunya adalah bekerja sama layanan berbasis internet seperti Tokopedia, Bli-bli, Go-Jek, maupun Grab, nyatanya petani di pedesaan masih mengalami kendala akan distribusi penjualan hasil panennya.

Berkaca dari sebelum pandemi, pemerintah sering mengimpor kebutuhan pangan dari luar negri, padahal hasil panen dalam negri cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sedangkan sekarang kondisi pandemi memutuskan rantai lalu lintas perhubungan dan perdagangan. 

Seharusnya impor tidak lagi dilakukan oleh pemerintah, mengingat kegiatan impor membuat harga jual petani terutama di pedesaan menjadi anjlok. Untuk itu, pemerintah perlu menjamin produksi pangan di pedesaan tetap berjalan dan produksi tersebut bisa diserap oleh pasar dengan harga layak dan pantas sehingga perekonomian petani di pedesaan akan terjaga dan mereka bisa terus bercocok tanam.

Selain itu, peran kita sebagai generasi milenial adalah turut membantu keberlangsungan petani terutama di pedesaan serta kita harus memastikan kesehatan mereka apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, sehingga mereka akan tetap bersemangat dalam menyediakan pangan untuk kita semua. Sekian, semoga bermanfaat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun