Mohon tunggu...
Anna DwiCahyani
Anna DwiCahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - SWCU'19

Be the best, do the best

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

5 Alternatif Memulihkan Perekonomian Petani Pedesaan di Tengah Pandemi Covid-19

28 Januari 2021   08:50 Diperbarui: 28 Januari 2021   10:20 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Data Kasus Covid-19 tanggal 27 Januari 2021 (sumber: BNPB Indonesia on Twitter)

Pemerintah sebaiknya mengalokasikan anggaran yang lebih besar dan dialokasikan kepada petani-petani pedesaan yang sedang mengalami kesulitan, seperti memberi bantuan berupa benih atau bibit unggul, pupuk berkualitas, menstabilkan stok dan harga pangan di pasaran, serta membantu distribusi dan transportasi pangan dari hulu (on farm) ke hilir.

Kedua, peran optimalisasi penyuluh sangat dibutuhkan sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap petani kecil di pedesaan. Kondisi pandemi seperti sekarang tidak bisa dijadikan penghalang penyuluh untuk mendampingi petani-petani. Justru dengan adanya pandemi ini, penyuluhan bisa dilakukan kapan pun dan dimana pun melalui media digital yang mana hal ini sudah disediakan oleh KemenTan (Kementrian Pertanian) melalui wadah Konstratani (Komando Strategis Pembangunan Pertanian).

Ketiga, pemerintah daerah setempat perlu melakukan gerakan optimalisasi seluruh lahan pertanian. Pemerintah juga harus mendorong petani pedesaan untuk memanfaatkan lahan (seperti lahan kering dan rawa) serta mengawasi dan mencegah apabila terjadi alih fungsi lahan pertanian. Pemanfaatan lahan bisa dilakukan di pekarangan yang tidak hanya untuk bertanam tanaman pangan atau hortikultura, tetapi bisa juga diiringi dengan budidaya ternak sehingga diharapkan mampu mencukupi ketersediaan pangan.

Keempat, pemerintah perlu mengantisipasi dan memetakan daerah yang mengalami kerawanan pangan dengan mengalokasikan kebutuhan pangannya secara tepat. Untuk itu, pemerintah perlu mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan pangannya. 

Upaya yang dilakukan adalah dengan adanya LPM (Lembaga Pangan Masyarakat), diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya cadangan makanan sehingga masyarakat (khususnya di pedesaan) pun dapat menjaga akses dan kontinuitas ketersediaan pangan terlebih di masa pandemi seperti sekarang.

Terakhir, pemerintah harus mengoptimalisasi pemasaran hasil pertanian. Meskipun saat ini KemenTan sudah berupaya untuk menciptakan pemasaran efisien yang salah satunya adalah bekerja sama layanan berbasis internet seperti Tokopedia, Bli-bli, Go-Jek, maupun Grab, nyatanya petani di pedesaan masih mengalami kendala akan distribusi penjualan hasil panennya.

Berkaca dari sebelum pandemi, pemerintah sering mengimpor kebutuhan pangan dari luar negri, padahal hasil panen dalam negri cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sedangkan sekarang kondisi pandemi memutuskan rantai lalu lintas perhubungan dan perdagangan. 

Seharusnya impor tidak lagi dilakukan oleh pemerintah, mengingat kegiatan impor membuat harga jual petani terutama di pedesaan menjadi anjlok. Untuk itu, pemerintah perlu menjamin produksi pangan di pedesaan tetap berjalan dan produksi tersebut bisa diserap oleh pasar dengan harga layak dan pantas sehingga perekonomian petani di pedesaan akan terjaga dan mereka bisa terus bercocok tanam.

Selain itu, peran kita sebagai generasi milenial adalah turut membantu keberlangsungan petani terutama di pedesaan serta kita harus memastikan kesehatan mereka apalagi di tengah pandemi seperti sekarang, sehingga mereka akan tetap bersemangat dalam menyediakan pangan untuk kita semua. Sekian, semoga bermanfaat...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun