Mohon tunggu...
Anly Supiandi
Anly Supiandi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa yang sedang mengejar kelulusan

Hidup seperti larry

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Beriklanlah Sesuai dengan Etika Pariwara

24 Mei 2019   01:58 Diperbarui: 24 Mei 2019   02:17 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi tentang produk atau merek kepada khalayak sasarannya, agar mereka memberikan tanggapan yang sesuai dengan tujuan pengiklan. Iklan bertujuan untuk mempengaruhi khalayaknya atau untuk mempersuasi khalayak yang dituju sesuai dengan keinginan dan tujuan komunikan. Tampilan produk yang ditampilkan dalam sebuah iklan, biasanya akan lebih sering diambil dari sudut baiknya agar dapat meningkatkan daya jual dari produk itu sendiri.

Pada saat ini iklan biasanya diletakkan pada baliho, spanduk, dan media massa lainnya. Karena dengan begitu khalayak luas dapat melihat produk yang ditayangkan pada iklan tersebut. Setiap tempat ramai biasanya aka ada tempat untuk suatu produk meletakkan iklannya, seperti dijalan raya yang dimana pada jalan raya tersebut banyak orang melintasinya dan pihak dari pengiklan ingin seluruh orang yang melintas mengetahui produk yang ia punya, maka dari itu mereka memasang baliho yang sangat besar di perlintasan jalan tersebut.

Dengan adanya teknologi yang sangat berkembang, banyak macam variasi untuk setiap orang atau pihak tertentu menampilkan produk yang ingin dipasarkan dengan banyak macam cara tidak hanya dengan media cetak seperti baliho, surat kabar, spanduk dan lain-lainnya. 

Pada saat ini banyak pihak yang memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperkenalkan produk yang mereka punya, mereka sudah meninggalkan cara lama untuk mengiklankan suatu produk mereka. Saat ini televisi mendominasi dunia periklanan, masih banyak perusahaan atau pihak tertentu menggunakan televisi untuk memperkenalkan produk mereka. 

Terbukti pertumbuhan iklan di televisi meningkat sebanyak 14,5% dari tahun 2014 hinggan 2017, menurut Crieto. Walaupun media televisi mendominasi, media online juga ikut mengejar pertumbuhan iklan, saat ini banyak pihakipihak perusahaan juga memperkenalkan produk yang mereka punya di media online, sebanyak 44,3% periklanan di media online berkembang pada periode yang sama yaitu pada tahun 2014 hingga 2017. Media online seperti youtube saat ini menjadi langganan perusahaan untuk meletakkan iklannya agar dapat dilihat oleh banyak orang.

 Media online saat ini memang sangat banyak khalayak penggunanya, sebanyak 50 juta pengguna aktif youtube di Indonesia aktif menggunakan media tersebut disetiap bulannya dan total sebanyak 146 juta masyarakat Indonesia sebagai pengakses youtube. 

Hal tersebut membuat para perusahaan tertarik untuk mengiklankan produk mereka kedalam media online, salah satunya yaitu youtube. Youtube sendiri memiliki dua jenis iklan didalam video yang akan diputar, yang pertama yaitu ada tombol "Skip ad" tombol tersebut dapat ditekan untuk melewati tayangan iklan yang sedang tayang pada suatu video dikanal youtube dan jenis yang kedua yaitu iklan yang tidak dapat dilewati atau "non-skippable" pada iklan yang berjenis ini iklan tidak dapat dilewati hingga iklan tersebut selesai ditayangkan, biasanya iklan tersebut berdurasi berkisar 15 sampai 20 detik. Banyak juga perusahaan yang menaruh iklan di youtube pada akun perusahaan itu sendiri dan mengunggah durasi pada iklannya menjadi lebih lama.

Namun pada saat ini ada kasus sebuah perusahaan yang mengunggah iklan perusahaannya di youtube tetapi banyak di kritik oleh para netizen (masyarakat) karena dinilai iklan tersebut meremehkan salah satu profesi. Banyak pihak yang tidak suka dan menentang terhadap iklan yang dibuat oleh Hago (aplikasi permainan). 

Dilansir dari Detik.com, bahwa Ikatan Alumni UNJ (IKA UNJ) menentang iklan tersebut karena dianggap melecehkan profesi seorang guru. Karena menurut pernyataan dari IKA UNJ, guru itu "digugu dan dituru" dan sudah seharusnya semua pelajar harus menghormati guru yang membimbing dan mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat. 

Pada kasus iklan tersebut, terlihat ada adegan didalam iklan tersebut dimana ada seorang guru yang sedang mengajar murid-muridnya disuatu kelas, lalu berhenti secara tiba-tiba karena ada anak yang telat dating kedalam kelasnya tersebut. Tetapi anehnya, pada adegan didalam iklan tersebut anak tersebut tidak mendapat teguran ataupun hukuman dari seorang guru, tetapi ia malah membawakan tas anak tersebut kedalam kelas dan mempersilahkan anak tersebut untuk duduk secara baik. 

Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan keadaan yang seharusnya terjadi, dimana anak tersebut seharusnya ditegur dan diberi hukuman oleh sang guru. Pada iklan tersebut ternyata terdapat adegan guru tersebut kalah bermain game Hago dengan murid yang telat masuk kelas dan menjadikan guru tersebut lebih hormat kepada muridnya. 

Hal inilah yang membuat ada pihak yang tidak senang karena adegan tersebut dinilai melecehkan perean seorang guru. Hal tersebut bertentangan dengan etika komunikasi periklanan, dimana iklan tersebut harus melihat dari sisi EPI (Etika Pariwara Indonesia) menyebutkan bahwa iklan seharusnya sesuai dengan  ketentuan-ketentuan normatif menyangkut profesi dan usaha periklanan yang telah disepakati untuk dihormati, ditaati, dan ditegakkan oleh semua asosiasi dan lembaga pengembannya.

Maka dari itu, jika anda ingin beriklan lihatlah isi konten dalam iklan anda tersebut apakah sesuai dengan etika pariwara yang sudah ada atau tidak, sesuaikan isi konten dengan etika yang sudah ada agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun