Mohon tunggu...
anwar hadja
anwar hadja Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pendidik di Perguruan Tamansiswa Bandung National Certificated Education Teacher Ketua Forum Pamong Penegak Tertib Damai Tamansiswa Bandung Chief of Insitute For Social,Education and Economic Reform Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cinta Terlarang di Tepi Sungai Citarum

16 September 2018   00:37 Diperbarui: 16 September 2018   00:54 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Danyang Sumbi memenuhi perintah Dewa Brahma. Dia mulai mengembara ke arah timur  mencari Sangkuriang. Tahun demi tahun berlalu.  Danyang Sumbi mendapat petunjuk Dewa agar membangun ranggon sebagai tempat bermukim sementara. 

Permohonan Danyang Sumbi dikabulkan Dewa. Dia mendapat anugerah memiliki kesaktian seperti bidadari yakni awet muda selama hidupnya sekalipun dia harus berkali-kali melahirkan anak.

Sementara itu, setelah bertahun-tahun tekun berguru dan bertapa, Sangkuriang menjelma jadi ksatria sakti yang mampu memerintah jin, setan, guriang, dan mahluk halus lainnya. Rasa rindu pada kampung halaman dan ibunya tiba-tiba menyeruak dalam benak Sangkuriang. Maka pergilah dia ke barat meninggalkankan pertapaannya di timur. 

Katika baru saja menuruni lembah Bandung, Sangkuriang terkejut ketika menjumpai gadis cantik jelita tinggal di sebuah ranggon. Setelah berkenalan Sangkuriang langsung menyatakan cintanya pada gadis itu, yang tidak lain adalah Danyang Sumbi, ibunya sendiri yang tetap awet muda. Danyang Sumbi sendiri sudah lupa wajah Sangkuriang. Baru setelah Danyang Sumbi meminta Sangkuriang menceriterakan riwayat hidupnya, Danyang Sumbi terkejut bukan main. Pemuda perkasa nan tampan di hadapannya itu ternyata putranya sendiri. Lebih-lebih setelah bisa membuktikan luka pada pelipis Sangkuriang yang masih membekas dan tidak bisa hilang.

"Hahaha..., aku tidak percaya engkau adalah Ibuku Danyang Sumbi. Ibuku pasti sudah tua jika dia masih hidup. Lagi pula dia tinggal tidak di sini, tetapi di tepi situ yang indah di pinggir Sungai Citarum di barat sana," bantah Sangkuriang. Dia sama sekali tidak percaya bahwa wanita cantik di depannya itu adalah ibunya sendiri, Danyang Sumbi.

Takut terjatuh dalam pelukan dosa karena berhubungan asmara dengan anaknya sendiri, sementara Sangkuriang tidak dapat diyakinkan bahwa dirinya benar-benar ibu yang telah melahirkan Sangkuriang. Maka Danyang Sumbi mencari akal. Dia berjanji bersedia menjadi istri Sangkuriang, asalkan Sangkuriang mampu dalam satu malam membuatkan danau raksasa.

Danau itu harus dibuat dengan membendung Sungai Citarum sehingga tepi paling timur danau buatan itu bisa menjangkau tempat Danyang Sumbi tinggal di ranggonnya yang baru. Sangkuriang menyanggupinya. Dia segera pergi ke berat guna membendung Sungai Citarum supaya terbentuk danau raksasa sebagaimana diminta Danyang Sumbi.

Dengan bantuan jin dan mahluk halus yang berhasil diperintahnya, dalam waktu semalam, Sangkuriang berhasil membendung Sungai Citarum, sehingga terbentuk danau raksasa yang hampir menenggelamkan seluruh lembah Bandung. Bahkan Sangkuriang pun telah berhasil membuat perahu lengkap dengan layar dan sauhnya untuk bertamsya sambil bermain asmara  di tengah danau dengan Sang Kekasih.

Sementara itu, Danyang Sumbi mulai cemas bahwa dengan kesaktiannya Sangkuriang akan mampu memenuhi permintaannya. Tengah malam pun lewat. Danyang Sumbi menunggu dengan cemas. Tiba-tiba dalam keremangan cahaya bintang di langit, Danyang Sumbi menyaksikan datang dari arah berat permukaan air yang jernih berkilauan memantulkan cahaya bintang, bergerak-gerak pelan-pelan naik mendekati ranggon tempat tinggalnya. 

Danyang Sumbi menjadi panik. "Apa akal?" pikir Danyang Sumbi mulai memeras otak untuk menghindari cinta terlarang. Gagasan yang dicarinya pun cepat singgah di kepalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun