Euforia berita anak SMK bikin mobil memang lagi ramai ramainya. Sejumlah SMK langsung memediamassakan aneka karyanya. Setelah mobil ESEMKA Solo, dilaporkan ada pesawat terbang buatan sebuah SMK di jakarta, terus ada lagi SMK yang buat ambulance, Â dan truk pemadam kebakaran.
Satu sisi, bikin bangga, karena anak negeri semakin berprestasi bisa merakit syukur memproduksi  baikbarang maupun jasa yang bernilai ekonomi tinggi. Sisi yang lain, kesannya kayak lagi-lagi menggelar ring tinju seraya mendeklarasikan mana nih yang lebih unggul SMK atau SMA?
Realitanya, kalau sudah digembor-gemborkan anak SMK bikin ini itu tanpa diimbangi hal yang proporsional mengenai 'apa yang bisa dilakukan' anak SMA, MI, atau pendidikan kesetaraan tingkat menegah atas lainnya kog jadinya rasanya tidak pas. Karena munculnya jadi iklim mana yang lebih baik antara satu sama lain. Padahal kan pendidikan itu sendiri atau bahkan ilmu itu sendiri sifatnya universal. Tidak ada ilmu yang satu lebih baik daripada yang lain [notabene SMK mewakili bidang ilmu yang berfokus pada ketrampilan ready kerja VS anak SMA yang masih 'butuh diasah lagi'].
Positifnya, mustinya iklim SMK yang dulu masuk kesan tawuran namun sekarang dan berkat perjuangan panjang sudah makin positif aja pencitraanya bisa menjadi bahan lecutan bagi para anak SMA mematahkan mitos bahwa orang masuk SMA itu nggak bisa apa-apa, gak bisa kerja, harus kuliah lagi, dan stigma negatif lainnya [yang asilnya ternyata juga ada].
Boleh lah menambah ilmu, nggak harus dari sekolah. Bisa dari sharing dengan teman atau mengikuti kursus formal tentang apapun yang memang menjadi kecenderungan kecerdasarna bakat anda. Kaya aku sendiri dulunya mimpi bisa buat web,eh,, wal hasil kumpul sama anak yang hobi blogging dan web monetizing alhamdullillah sekarang bisa lebih paham dunia web.. padahal aku anak SMA dan kuliahnya dibidang Psikologi.
Oke Guys, baik anak SMA maupun SMK,, tetap lah tatap masa depan dengan perencanaan karir yang maksimal.