Belajar agama itu penting. Tapi kenyataannya, tidak semua orang menyempatkan diri untuk melakukannya. Alasannya macam-macam. Ada yang sibuk kerja, ada yang merasa belum perlu, ada juga yang bingung harus mulai dari mana. Padahal kalau dipikir-pikir, untuk bisa dekat dengan Allah, belajar agama adalah jalan pintas yang sudah disiapkan. Kita ini sebenarnya sudah diberi tutorial--- mulai dari tujuan hidup, tata cara ibadah, sampai bagaimana memperbaiki hati. Semua sudah ada. Tinggal kita mau baca dan jalankan atau enggak.
Pertanyaannya, apakah bisa kita dekat dengan Tuhan tanpa mengikuti jalan yang ditunjukkan agama? Mungkin bisa. Sejujurnya, saya sendiri belum pernah coba. Rasanya seperti mau ke tempat yang jauh, tapi nggak pakai peta dan nggak tahu jalannya.
Lalu, bagaimana cara belajar agama yang baik? Apakah semua harus dipelajari dan langsung diamalkan? Tentu nggak semudah itu. Di zaman sekarang, bisa istiqamah sholat aja sudah patut disyukuri. Tapi bukan berarti kita berhenti sampai di situ. Sedikit demi sedikit, pelan-pelan, itu sudah langkah yang bagus.
Kalau saya pribadi, ada dua cara yang paling masuk akal dan realistis.
Pertama, mondok. Belajar langsung kepada guru, menyelami agama dari sumber aslinya. Di pesantren, suasananya memang dibuat khusus untuk belajar. Ada kurikulumnya, ada gurunya, ada lingkungan yang mendukung. Belajar kitab satu per satu, kata demi kata, maknanya dijelaskan sesuai pemahaman para ulama terdahulu. Memang tidak instan. Tapi justru di situlah letak keberkahan dan kedalaman ilmunya.
Kedua, ikut pengajian. Buat yang nggak bisa mondok karena berbagai alasan, pengajian adalah pilihan yang sangat baik. Tapi yang saya maksud bukan pengajian musiman seperti pas PHBI. Carilah pengajian yang rutin, yang ada kesinambungan ilmunya. Banyak ustaz, kiai, dan muballigh yang mau meluangkan waktu untuk membimbing masyarakat. Ilmunya mungkin nggak sebanyak santri pondok, tapi cukup untuk membuat ibadah kita lebih tertata dan paham arah.
Lalu bagaimana dengan belajar lewat buku atau internet? Ya boleh saja. Siapa bilang dilarang? Justru itu bagus sebagai penunjang. Tapi tetap, jangan lepas dari bimbingan guru. Karena ini soal agama, bukan cuma soal teori. Salah paham sedikit bisa berakibat salah jalan. Apalagi kalau sudah menyangkut ibadah, hati, dan niat. Ibadah itu bukan cuma sholat dan baca Qur'an. Banyak dimensinya. Dan dalam urusan seperti ini, setan paling suka bikin orang merasa "sudah cukup" padahal belum apa-apa.
Akhirnya, kembali ke diri kita masing-masing. Apakah kita benar-benar ingin dekat dengan Allah? Kalau iya, maka caranya sudah ada. Tinggal kita mau atau tidak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI