Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mattis Memuji China dalam Isu Korea Utara Kemudian Menampar Beijing Mengenai Isu LCS

14 Juni 2017   08:38 Diperbarui: 14 Juni 2017   08:51 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Veeramalla Anjaiah

Singapura

Menyangkal rumor-rumor bahwa Amerika Serikat tidak serius terhadap kepemimpinannya di kawasan Asia-Pasifik, Sekretaris Pertahanan AS James Mattis mengungkapkan bahwa Washington sepenuhnya berkomitmen untuk mempertahankan keamanan di wilayah, memberikan sinyal-sinyal jelas bahwa AS tegas terhadap isu-isu seperti Korea Utara dan Laut China Selatan (LCS).

Mattis berkata di Singapura pada hari Jumat (2 Juni) bahwa Washington berdiri dengan mitra-mitra dan sekutu Asia-Pasifiknya. AS siap untuk bekerjasama dengan China, kompetitor terbesarnya di wilayah ini, mengenai isu Korea Utara karena Korea Utara telah menjadi ancaman besar terhadap perdamaian dunia melalui uji rudal nuklir dan balistiknya yang berbahaya.

Presiden AS Donald Trump melobi Presiden China Xi Jinping untuk memberikan tekanan gabungan kepada Korea Utara untuk meninggalkan program nuklirnya.

"Intinya, kami percaya China akan mengakui Korea Utara sebagai suatu liabilitas strategi, bukan aset," ujar Mattis pada sesi sidang pleno Dialog Shangri-La ke-16 mengenai "Amerika Serikat dan Kemanan Asia-Pasifik" di Singapura pada hari Sabtu (3 Juni).

Tanda kerjasama pertama antara dua musuh besar ini terlihat jelas dari sanksi-sanksi keras tertarget dari Dewan Keamanan PBB yang diperluas terhadap rezim Kim Jong-un. Dewan dengan 15 anggota ini, termasuk China dan Rusia, dengan suara bulat memilih untuk memberikan sanksi tambahan terhadap Korea Utara.

Namun pujian dan kerjasama dengan China ini hanya berlangsung sesaat dalam pidato Mattis karena ia menampar Beijing mengenai isu teka-teki LCS.

Berdasarkan peta sembilan garis putus yang kontroversial, China mengklaim lebih dari 80 persen LCS. Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina dan Taiwan juga mengklaim beberapa bagian dari LCS. China sudah membangun pulau-pulau artifisial dan menaruh persenjataan mematikan di pulau-pulau tersebut, yang jelas-jelas melanggar Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

"Kami tidak dapat menerima tindakan-tindakan China yang berpengaruh buruk terhadap kepentingan masyarakat internasional," ucap Mattis.

Tindakan-tindakan sepihak China di LCS, sebuah jalur air yang strategis, telah menjadi ancaman besar terhadap perdamaian, keamanan, serta kebebasan navigasi dan penerbangan (overfilght) ASEAN. Dengan kekuatan ekonomi dan militernya, Beijing, menurut AS, menindas tetangga-tetangga kecilnya dalam isu sengketa LCS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun