Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Warga Baloch tidak mengakui bendera dan lagu kebangsaan Pakistan di tengah penerapan paksa

14 April 2025   22:43 Diperbarui: 14 April 2025   22:43 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Balochistan di Pakistan | Sumber: insightsonindia.com

Oleh Veeramalla Anjaiah

Tekad masyarakat di Balochistan untuk tidak mengibarkan bendera Pakistan dan menyanyikan lagu kebangsaan semakin kuat meskipun pemerintah Islamabad telah mengambil tindakan tegas untuk menanamkan nasionalisme di wilayah tersebut, lapor situs web berita Directus melaporkan.

Pemerintah telah memperingatkan masyarakat, pegawai pemerintah dan lembaga-lembaga pendidikan di Balochistan tentang tindakan tegas jika bendera nasional tidak dikibarkan, dengan menyebutnya sebagai "propaganda anti negara." Namun, ancaman itu tampaknya tidak berdampak apa pun.

Menurut Georgetown Journal of International Affairs, Balochistan, provinsi terbesar dan paling barat di Pakistan, mencakup 44 persen daratannya namun tetap menjadi wilayah yang paling jarang penduduknya dan terpinggirkan secara politik, yang dihuni hanya oleh 14,8 juta dari 240 juta penduduk Pakistan. Meskipun memiliki signifikansi strategis, Balochistan menderita akibat kurangnya perwakilan federal, eksploitasi sumber daya dan kebijakan koersif yang berakar pada masa lalu kolonialnya.

Balochistan telah lama menjadi pusat ketegangan antara pemerintah federal dan gerakan nasionalis Baloch, yang berasal dari marginalisasi politik, eksploitasi ekonomi dan penindasan negara. Meskipun memiliki sumber daya alam yang kaya dan lokasi yang strategis, Balochistan tetap menjadi salah satu wilayah Pakistan yang paling terbelakang dan tidak stabil. Ketegangan ini secara berkala meletus menjadi konflik bersenjata, dengan pemberontakan saat ini yang semakin meningkat pada awal tahun 2000-an.

Di tahun 2022, kelompok militan seperti Tentara Pembebasan Baloch (BLA) dan Front Pembebasan Balochistan (BLF) meningkatkan serangan mereka, terutama menargetkan Tentara Pakistan, Angkatan Bersenjata dan Korps Perbatasan. Kelompok-kelompok ini, yang sebagian besar didominasi oleh suku Marri dan Bugti, beroperasi dari tempat berlindung yang aman di Afghanistan, didorong oleh keluhan lama atas eksploitasi sumber daya, politik identitas dan mismanajemen pemerintah federal.

Balochistan berdasarkan suku, bahasa, sektarian dan kelas secara historis telah memecah-belah lanskap politiknya. Akan tetapi, taktik keras Angkatan Darat Pakistan, termasuk hukuman kolektif, penghilangan paksa dan pembunuhan di luar hukum, telah memperdalam kebencian dan, secara paradoks, mendorong persatuan yang lebih besar di antara berbagai faksi Baloch. Kelompok-kelompok ini ada yang dari kaum moderat yang memperjuangkan hak-hak politik hingga separatis garis keras yang menuntut kemerdekaan penuh, namun penentangan bersama mereka terhadap penindasan negara telah mempersatukan mereka.

Menurut situs berita Al Jazeera, para pejuang separatis mengatakan bahwa mereka telah menyerang dan menyita sebuah kereta api baru-baru ini di provinsi Balochistan, barat daya Pakistan, menyandera ratusan orang.

Beberapa sumber perkeretaapian mengonfirmasi kepada Al Jazeera bahwa lebih dari 400 penumpang berada di dalam sembilan gerbong Jaffar Express ketika kereta tersebut diserang beberapa waktu lalu saat dalam perjalanan dari ibu kota provinsi Quetta ke kota utara Peshawar.

Juru bicara provinsi Shahid Rind mengatakan bahwa keadaan darurat telah diumumkan di sebuah rumah sakit besar di kota Sibi, 160 kilometer di tenggara Quetta, setelah munculnya berbagai laporan tentang "penembakan hebat" di kereta api.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun