Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Media Amerika Menyebarkan Informasi yang Salah tentang J&K

6 Oktober 2022   17:33 Diperbarui: 6 Oktober 2022   17:37 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Veeramalla Anjaiah

"Saya percaya hal terpenting bagi media adalah bersikap objektif, adil dan seimbang. Kita tidak boleh melaporkan sebuah cerita dengan prakonsepsi atau prasangka," kata miliarder China Jack Ma beberapa waktu lalu.

Jammu dan Kashmir (J&K), sebuah Wilayah Persatuan India, sering digambarkan oleh media Barat sebagai wilayah yang bermasalah. Ada begitu banyak cerita dari The New York Times (NYT) dan The Washington Post tentang situasi di J&K.

Mereka memberitahu kita tentang pembunuhan umat Hindu, tindakan keras terhadap populasi Muslim, penutupan internet, serangan teror, demonstrasi besar-besaran melawan pemerintah, kebencian dan kekecewaan di J&K. Media Amerika menggambarkan bahwa kehidupan di J&K telah terhenti, orang-orang hidup dalam kesengsaraan dan ketakutan.

Tapi kenyataan di lapangan benar-benar berbeda.

"Setelah menghabiskan seminggu di Jammu dan Kashmir di kota-kota serta desa-desa terpencil dan berbicara dengan banyak orang Kashmir, saya sampai pada kesimpulan bahwa publikasi ini hanya menyebarkan informasi yang salah," tulis Vivek Wadhwa, seorang akademisi dan penulis, dalam sebuah artikel opini di Hindustan Times baru-baru ini.

"Tugas media adalah untuk mengamati kebenaran dan tanggung jawab sosial," Salva Kiir Mayardit, Presiden pertama Sudan Selatan pernah berkata.

Di mana kebenaran dan tanggung jawab sosial media Amerika?

Menurut Wadhwa, ekonomi J&K sedang berkembang, infrastruktur lebih baik daripada di sebagian besar India, orang-orang yang begitu hangat dan ramah sehingga mereka menyambut tamu atau pengunjung ke rumah mereka dan berbagi makanan.

"Rumah perahu dalam kondisi baik dan sebagian besar dipesan; ada antrean panjang di tempat-tempat wisata; dan restoran dipenuhi orang. Saya tentu saja tidak melihat rumah perahu yang tenggelam dan tidak merasakan keputusasaan atau kesengsaraan," ujar Wadhwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun