Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Akankah Si Kecil Laos, Teman Dekat Raksasa China, Menjadi Domino Pertama yang Jatuh di Asia Tenggara?

23 Juni 2022   10:04 Diperbarui: 29 Juni 2022   16:51 1659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Laos mengantre beramai-ramai untuk membeli bensin di salah satu pom bensin di kota Vientiane, Laos. | Sumber: RFA 

Mari kita lihat apa yang terjadi di Laos?

Menurut situs krungsri.com, Laos mengalami defisit kembar -- defisit fiskal dan defisit transaksi berjalan -- di tengah cadangan devisa yang tipis. 

Laos pernah mengalami defisit fiskal sebesar 3-4 persen dari produksi domestik bruto (PDB) per tahun dan defisit transaksi berjalan sebesar 10 persen dari PDB. Sekarang kedua defisit ini akan meningkat tajam di tahun ini.

Laos memiliki cadangan devisa senilai AS$1,3 miliar pada akhir Desember 2021. Sekarang cadangan devisa kurang dari $1 miliar, menempatkan negara dalam risiko besar.

Dengan populasi 7,8 juta orang, Laos memiliki PDB sebesar $17,49 miliar.

Menurut Bank Dunia, utang publik dan jaminan publik Laos naik menjadi $14,5 miliar, atau 88 persen dari PDB pada tahun 2021, naik dari $12,5 miliar, atau 68 persen dari PDB tahun 2019.

Setengah dari total utang luar negeri Laos berasal dari China dengan suku bunga tinggi dan persyaratan mudah.

"Tingkat utang publik telah meningkat pesat sejak 2019, membahayakan stabilitas makroekonomi. Utang publik dan yang dijamin publik meningkat menjadi 88% dari PDB pada tahun 2021, dengan sektor energi menyumbang lebih dari 30% dari stok utang, sementara pangsa utang komersial telah meningkat, menambah tekanan pada manajemen likuiditas," ujar Bank Dunia dalam laporan di bulan Mei.

"Lao PDR menghadapi tantangan likuiditas dan solvabilitas akibat beban pembayaran utang yang tinggi, pengumpulan pendapatan yang buruk, pilihan pembiayaan yang terbatas dan cadangan mata uang asing yang rendah. Keberlanjutan utang terus bergantung pada hasil negosiasi bilateral dengan kreditur utama."

Sebagian besar utang dikeluarkan oleh sektor energi -- karena Laos membangun lusinan bendungan pembangkit listrik tenaga air dalam upaya untuk menjadi 'baterai Asia'. Baru-baru ini, China telah membangun jalur kereta api berkecepatan tinggi senilai $6 miliar untuk menghubungkan China dan Laos.

Karena lockdown dan pembatasan perjalanan asing saat ini di China, layanan kereta api berkecepatan tinggi ini mungkin menghadapi kerugian besar. Laos harus membayar utang $6 miliar ini ke China tepat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun