Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Siapa yang Mengobarkan Perang Proksi di Afghanistan?

12 Agustus 2021   15:51 Diperbarui: 20 Agustus 2021   23:55 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Afghanistan menjadi neraka bagi wanita dan anak-anak akibat Taliban. Ibu & anak ini menjadi pengungsi di Herat Barat karenanya. | Sumber: news.un.org

Dari segi jumlah, pasukan Taliban tidak sebanding dengan pasukan pemerintah Afghanistan. Mungkin Taliban mempunyai ada 30,000 hingga 50.000 pasukan. Mereka memiliki pasokan reguler rekrutan baru dari Pakistan.

Menurut laporan Global Fire Power 2021, Afghanistan memiliki 175,000 tentara aktif dan 150,000 tentara paramiliter. Pasukan ini dilatih dengan baik oleh pelatih AS dan NATO. Angkatan udaranya memiliki 270 pesawat dan 193 helikopter.

Dengan kepergian pasukan AS dan NATO pada bulan September, Afghanistan akan kembali menjadi pusat terorisme internasional. Semua organisasi teroris seperti Lashkar-e-Taiba, Jaish-e-Mohammed dan Al Badr Mujahidin di Pakistan telah mengumumkan bahwa mereka pindah ke Afghanistan untuk membantu Taliban. Menurut sumber intelijen Amerika, semua kelompok teror ini terkait erat dengan ISI.

Ada bahaya lain yang akan datang ke Afghanistan. China, hegemon baru yang sedang naik daun, ingin bekerja sama dengan kelompok teror Taliban di Afghanistan. Mereka sudah mengerahkan sejumlah besar pasukan di dekat perbatasan Afghanistan.

Pada bulan Juli Mullah Abdul Ghani Baradar, kepala politik Taliban, bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi.

"Taliban Afghanistan adalah kekuatan militer dan politik yang penting [...] dan diharapkan memainkan peran penting dalam rekonsiliasi dan rekonstruksi damai di Afghanistan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian kepada wartawan baru-baru ini di Beijing.

Jika Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan dengan bantuan Pakistan dan China, penderitaan rakyat Afghanistan akan terus berlanjut. Komunitas internasional tidak boleh meninggalkan orang-orang Afghanistan yang malang ini.

 ***

Oleh Veeramalla Anjaiah
Penulis adalah seorang jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun