Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tekanan Global Meningkat pada Komunis China atas Penganiayaan terhadap Muslim di Xinjiang

27 Mei 2021   18:36 Diperbarui: 27 Mei 2021   18:50 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Islamic Human Rights Commission (www.ihrc.org.uk)

Oleh Veeramalla Anjaiah

Pada tanggal 13 Mei tahun ini, lebih dari 2 miliar umat Islam di seluruh dunia, kecuali di dua negara, merayakan Idul Fitri dengan penuh kegembiraan. Umat Islam di Gaza di Palestina dan di Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, China Barat Laut, adalah orang-orang yang malang, yang tidak merayakan festival dengan gembira.

Israel melanjutkan serangannya terhadap warga Palestina di Gaza pada hari itu sementara Muslim Uighur merayakan Idul Fitri di bawah ketakutan di China.

Pada tahun 2015, pemerintah China memberlakukan larangan berpuasa selama bulan suci Ramadhan. Pemerintah mengonfirmasi pada tahun 2019 bahwa larangan itu hanya berlaku untuk pejabat pemerintah, anggota partai komunis, siswa dan guru.

Tahun 2019, Duta Besar China untuk Pakistan Yao Jing menyatakan bahwa umat Islam bebas untuk berpuasa di Xinjiang selama bulan Ramadhan, tetapi kemudian dikonfirmasi melalui Twitter bahwa larangan itu masih, pada kenyataannya, berlaku.

"Pembatasan [hanya berlaku untuk] anggota Partai Komunis yang ateis, pejabat pemerintah dan pelajar [wajib belajar]," tulisnya. Pemerintah mengklaim bahwa pembatasan itu dilonggarkan tahun ini.

Muslim Uighur khawatir mereka akan dicap oleh pemerintah sebagai ekstremis.

Biasanya, di banyak daerah di Xinjiang, akses ke masjid lebih ketat dikontrol dan restoran diperintahkan untuk tetap buka selama bulan Ramadhan, sementara pensiunan Uighur sering dipaksa untuk berjanji menjelang Ramadhan bahwa mereka tidak akan berpuasa atau berdoa untuk memberi contoh bagi masyarakat luas.

Penderitaan Muslim Uighur semakin menyakitkan sekaligus menjadi masalah internasional. Pada tanggal 13 Mei, Amerika Serikat, Jerman, Inggris menyelenggarakan pertemuan virtual di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk fokus pada penderitaan Muslim Uighur, yang telah menghadapi genosida dari komunis China.

China telah mencoba meyakinkan negara anggota PBB untuk memboikot acara virtual di PBB tersebut. Mereka mengirim catatan ke perwakilan dari berbagai negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun