Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

AS Mengecam Pakistan karena Melecehkan Media dan Kurangnya Kebebasan Pers

3 Mei 2021   08:02 Diperbarui: 3 Mei 2021   12:10 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
twitter.com/unescojakarta

Pakistan juga tampil dengan buruk dalam 2021 World Press Freedom Index (WPFI) Reporters Without Borders, menempati peringkat ke-145 dari 180 negara.

"Pakistan [peringkat 145] adalah negara lain di kawasan di mana militer mengontrol wartawan. Badan intelijen militer yang berkuasa, Inter-Services Intelligence, terus melakukan ekstensif menggunakan peradilan pelecehan, intimidasi, penculikan dan penyiksaan kritik diam baik di dalam negeri dan luar negeri, di mana banyak wartawan dan blogger yang tinggal dalam pengasingan sendiri menjadi sasaran ancaman yang dirancang untuk mengendalikan mereka. Meskipun sebagian besar outlet media enggan mematuhi garis merah yang diberlakukan oleh militer, aparat sensor Pakistan masih berjuang untuk mengontrol media sosial, satu-satunya ruang di mana beberapa suara kritis dapat didengar," kata laporan WPFI. 

Indonesia mendapatkan peringkat ke-113 dari 180 negara, peringkat terbaik di ASEAN tetapi lebih rendah dari Timor Leste yang berada di peringkat ke-71. Demokrasi Indonesia jauh lebih baik dari Pakistan dalam hal kebebasan pers. 

Tidak hanya penyensoran, pembunuhan misterius terhadap jurnalis telah memperburuk situasi di Pakistan.

Menurut Council of Pakistan Newspaper Editors, setidaknya tujuh jurnalis tewas di Pakistan pada tahun 2020.

Sayangnya, menurut serikat jurnalis, sebagian besar kasus pembunuhan jurnalis di Pakistan tidak pernah sampai ke pengadilan. Seringkali, para pembunuh jurnalis, tidak akan dihukum di Pakistan.

Akibatnya, kualitas jurnalisme di Pakistan merosot.

"Jurnalisme di Pakistan telah menurun drastis, dengan kebebasan berbicara yang dibatasi dan banyaknya jaringan media yang berkompromi dengan beberapa institusi," Shahzada Zulfiqar, presiden Persatuan Jurnalis Federal Pakistan (PFUJ), mengatakan kepada harian The Guardian baru-baru ini.

"Yang tersisa adalah sekelompok kecil jurnalis lokal di beberapa daerah pinggiran di seluruh negeri yang tidak segan-segan menantang status quo terlepas dari resikonya - dibunuh dan diculik. Hal yang sama terjadi dengan Anwar Jan."

Anwar Jan,  seorang jurnalis surat kabar Naveed-e-Pakistan yang mengungkap korupsi, ditembak mati pada tanggal 23 Juli 2020 di Barkhan, provinsi Balochistan.

Para anggota Balochistan Union of Journalists melakukan aksi protes di kota Quetta baru-baru ini. Mereka meminta untuk segera menghentikan pembunuhan wartawan di Pakistan. | Sumber: fnpk.org
Para anggota Balochistan Union of Journalists melakukan aksi protes di kota Quetta baru-baru ini. Mereka meminta untuk segera menghentikan pembunuhan wartawan di Pakistan. | Sumber: fnpk.org
Terlebih lagi, jurnalis Pakistan saat ini menghadapi masalah serius lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun