Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bangladesh Masih Menghadapi Ancaman dari Pakistan Setelah 50 Tahun

8 April 2021   20:55 Diperbarui: 8 April 2021   21:12 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengungsi dari Pakistan Timur di sebuah kamp pengungsi pada tahun 1971 di Pakistan Timur (sekarang Bangladesh). | Sumber: ICRC

Mayoritas orang yang tinggal di Pakistan Timur adalah orang Bengali, yang berbicara bahasa Bengali dan merasa bangga dengan budaya mereka.

Jinnah mengunjungi Dhaka, pusat administrasi Pakistan Timur, pada bulan Maret 1948 dan membuat pernyataan kontroversial tentang bahasa. Ia menyatakan bahwa Urdu akan menjadi bahasa nasional resmi Pakistan. Jika ada yang menentang ini, orang itu akan dianggap sebagai musuh Pakistan. Pada saat itu bahasa Urdu hanya dituturkan oleh 4 persen penduduk Pakistan. Bengali adalah bahasa yang digunakan oleh mayoritas orang di Pakistan.

Pendiri Pakistan Jinnah, yang membagi India berdasarkan agama, kini telah membuka jalan atas pembelahan negaranya sendiri. Ini membuktikan bahwa ia telah melakukan kesalahan besar tentang bahasa.

Akibat kesalahan tersebut, diskriminasi dan kebrutalan militer menyebabkan lahirnya Bangladesh pada tahun 1971. Dengan lahirnya Bangladesh, Indonesia menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia pada tahun 1971.

Performa yang mengesankan

Bangladesh saat ini jauh lebih baik daripada Pakistan dan bahkan India dalam banyak bidang. Bangladesh telah menjadi pemain ekonomi bintang di Asia Selatan dengan pendapatan per kapita yang lebih tinggi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang unggul, kesenjangan yang lebih sedikit, ekspor yang meningkat dan indikator sosial yang lebih baik.

Bangladesh sekarang memiliki angka yang jauh lebih baik daripada Pakistan dalam hal defisit fiskal, inflasi, neraca perdagangan barang dagangan, cadangan devisa, investasi langsung asing dan lapangan kerja (terutama bagi wanita). Bangladesh juga memiliki rasio utang publik terhadap PDB dan investasi/PDB yang lebih baik. Mereka memiliki bagian PDB yang jauh lebih besar yang dicatat oleh manufaktur.

Ancaman dari Pakistan

Bahkan setelah 50 tahun kemerdekaannya, Bangladesh masih menghadapi ancaman dari Pakistan, yang mendorong dan memberikan uang kepada kelompok radikal agama untuk mengganggu kemajuan ekonomi negara, mendirikan negara Islam dan akhirnya menyebarkan sentimen anti-India di antara rakyat Bangladesh.

Seperti di Indonesia, radikalisme agama di Bangladesh tumbuh dengan kecepatan yang jauh lebih cepat daripada kinerja ekonominya. Pakistan telah mendukung dan mendanai radikal agama (di Bangladesh), yang menyebarkan kebencian dan intoleransi serta melancarkan serangan kekerasan kepada minoritas agama.

Menurut Gabbard, penganiayaan terhadap agama minoritas di Bangladesh tidak berakhir setelah lahirnya Bangladesh pada tahun 1971. Penganiayaan tersebut tidak dilakukan oleh pemerintah Bangladesh melainkan oleh kelompok radikal yang didanai oleh Pakistan. Tujuan utama mereka adalah menyebarkan sentimen anti-India dan menghapus agama minoritas di Bangladesh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun