Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meningkatnya Jutawan Militer di Pakistan yang Miskin

23 Maret 2021   08:54 Diperbarui: 23 Maret 2021   09:14 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Daftar Angkatan Darat terbesar di dunia | Sumber: indiannewslive.com

Jika Anda ingin kaya di Pakistan, bergabunglah dengan militer. Berbagai sumber pendapatan dijamin seumur hidup. Tidak ada istilah pensiun untuk jenderal militer di Pakistan. Setelah pensiun dengan tunjangan yang sangat besar, mulai dari rumah hingga tanah dan uang tunai dalam bentuk tunjangan pensiun, para jenderal ini akan bekerja di bisnis yang terkait dengan militer dan menjadi penasihat pemerintah serta duta besar. Semua pekerjaan yang menguntungkan di pemerintah dan perusahaan milik negara akan diberikan kepada perwira militer.

Militer telah menciptakan tubuh intelijen yang kuat yang disebut Inter Services Intelligence (ISI) untuk mengontrol seluruh negeri. ISI terkenal memiliki hubungan dekat dengan kelompok teror. Mereka telah menyusup ke semua cabang pemerintahan, perusahaan swasta, partai politik dan organisasi sipil. ISI memanipulasi seluruh sistem untuk melayani kepentingan militer Pakistan.

Jadi sekarang para jenderal militer Pakistan yang kaya dan gila sadar bahwa tidak perlu kudeta militer untuk menjalankan negara. Mereka sekarang memiliki kekuatan penuh yang mirip dengan kediktatoran militer di negara itu di masa lalu. Menurut para pemimpin oposisi Pakistan, para jenderal militer telah menemukan mitra yaitu Perdana Menteri Imran yang dapat melayani kepentingan militer dan memberikan semua kekuasaan yang para jenderal  inginkan. Ini seperti kediktatoran Soeharto (1967-1998) di Indonesia.

Rakyat Pakistan tidak puas dengan militer mereka yang kuat dan kaya. Sebab, prestasi dan kinerjanya tidak terlalu mengesankan. Militer gagal dalam tugas utamanya melindungi negara. Karena tindakan brutal dan pendekatan yang salah, Pakistan kehilangan sebagian besar wilayah yang disebut sebagai Pakistan Timur, yang dipisahkan dari Pakistan dan menjadi negara bernama Bangladesh pada tahun 1971. Bangladesh sekarang jauh lebih baik daripada Pakistan.

Militer Pakistan telah menjadi kekuatan brutal untuk menekan kebebasan dan pembangkang. Mereka menghadapi pemberontakan bersenjata di Balochistan dan dengan ketat mengontrol seluruh Pakistan dalam semua aspek. Mereka juga mensponsori dan melatih beberapa organisasi teroris untuk melancarkan serangan ke India dan Afghanistan. Taliban, Lashkar Taiba dan beberapa kelompok teroris lainnya didirikan dengan bantuan dari militer Pakistan dan ISI.

Salah satu alasan utama munculnya militer Pakistan dalam urusan dalam negeri adalah persaingan Pakistan dengan tetangganya India atas Kashmir, sebuah wilayah yang sebagian besar sekarang berada di bawah kekuasaan India dan sebagian kecil di bawah kendali Pakistan. Pihak militer membenarkan perlunya anggaran militer yang besar untuk melawan raksasa India, yang jauh lebih besar dan kuat dari Pakistan. Tujuan akhir Pakistan adalah menduduki seluruh Jammu dan Kashmir, yang berada di bawah kendali India.

Pakistan telah melakukan empat kali perang besar dengan India pada tahun 1947, 1965, 1971 dan 1999 untuk menduduki Jammu dan Kashmir kecuali perang di tahun 1971 yang ada hubunganya dengan masalah Bangladesh. Mereka menggunakan semua taktik seperti terorisme dan mendorong gerakan separatis dan infiltrasi perbatasan serta pertempuran perbatasan. Namun militer Pakistan sejauh ini gagal dalam segala upaya untuk mencapai tujuan menduduki Kashmir. Mereka kalah dalam keempat perang tersebut.

Masa depan Pakistan tidak pasti dengan dominasi penuh militer. Pemerintah sipil yang independen dan demokratis adalah satu-satunya pilihan yang layak bagi Pakistan. Supremasi sipil atas militer harus menang.

Penulis adalah jurnalis senior yang tinggal di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun