Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Waspada terhadap Diplomasi Jebakan Utang China

27 September 2020   18:53 Diperbarui: 27 September 2020   19:05 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta api dalam kota Orange Lane Metro Train di kota Lahore, Pakistan. | Sumber: Facebook/alibhai004

Banyak kritikus di Pakistan mengatakan bahwa Lahore harusnya memilih proyek kereta transit bawah tanah yang diusulkan oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) daripada kereta metro dari China. Pasalnya, biaya proyek ADB jauh lebih murah ketimbang kereta metro China.

Ada tuduhan serius tentang transparansi, korupsi dan intervensi pemerintah dalam proyek kereta metro Lahore.

Ada masalah besar dengan proyek kereta metro China. Ini menimbulkan bahaya besar bagi banyak situs warisan sejarah karena proyek ini berada di sekitar beberapa masjid dan taman penting. 

Bahkan, banyak dari tempat-tempat tersebut yang sudah diratakan dengan tanah untuk membangun rel kereta api. Pada bulan Agustus 2016, Pengadilan Tinggi Lahore memerintahkan penutupan proyek dalam jarak 200 kaki dari 11 situs bersejarah. Anehnya, larangan tersebut dicabut dan beberapa instruksi pengadilan tinggi diabaikan begitu saja. Pekerjaan terus berjalan.

Keberlanjutan ekologi proyek juga mendapat kecaman dari kelompok lingkungan. Operator proyek menebang 600 pohon, termasuk beberapa tanaman obat, selama proses pembangunan jalur kereta api. 

Orang yang tinggal di sepanjang rel kereta api dan bangunannya merasakan getaran selama proses konstruksi. Beberapa organisasi mengeluhkan kemungkinan bahaya bagi beberapa situs warisan sejarah. 

Pekerjaan proyek ditunda selama 22 bulan dan pembangunan dilanjutkan setelah keputusan Mahkamah Agung Pakistan yang kasih lampu hijau terhadap proyek tersebut.

Kereta metro akan digerakkan oleh listrik dan membutuhkan daya 20 megawatt. Banyak kota, termasuk Lahore, telah menderita kekurangan pasokan listrik. Tidak hanya itu, untuk mengoperasikan sistem metro yang baru dengan lancar Lahore Electricity Supply Company (LESCO) harus menambah 80 megawatt listrik untuk jaringan listrik yang ada.

Pakistan terutama bergantung pada Indonesia untuk pembangkit listrik. Indonesia memasok batubara berkualitas tinggi ke Pakistan untuk menghasilkan listrik.

China selalu mengklaim bahwa proyek kereta metro Lahore adalah sistem transportasi perkotaan yang paling efisien dan ramah lingkungan. Proyek tersebut menggunakan teknologi, desain dan peralatan China yang paling canggih dengan biaya yang terjangkau jika dibandingkan dengan negara lain.

Namun desain, kelayakan, keterjangkauan, keamanan dan keberlanjutan proyek selalu diragukan. Proyek tersebut akan menambah beban utang ke Pakistan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun