Mohon tunggu...
Veeramalla Anjaiah
Veeramalla Anjaiah Mohon Tunggu... Administrasi - Wartawan senior

Wartawan senior

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pakistan Menggunakan Taliban untuk Kepentingan Politiknya: AS

31 Mei 2020   08:08 Diperbarui: 31 Mei 2020   08:17 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perlunya perdamaian: Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani (tengah) meminta Taliban untuk menghentikan perang di dalam pidatonya di bulan Maret 2020 di telivis Afghanistan. Dengan dukungan penuh dari Pakistan, Taliban menganggu stabilitas di Afghanistan dengan aksi terrornya. | Sumber: president.gov.af/en

Oleh Veeramalla Anjaiah

Akankah ada perdamaian di Afghanistan di masa depan? Ini adalah pertanyaan yang banyak orang tanyakan ketika Amerika Serikat menandatangani Perjanjian Perdamaian Komprehensif (CPA) dan Taliban pada 29 Februari 2020, di Doha, Qatar.

CPA akan memberikan jalan bagi AS untuk menarik pasukan militer dan sekutunya dalam waktu 14 bulan dari negeri Afghanistan. Saat ini ada 16,551 tentara asing dari 38 negara, termasuk 8,000 tentara Amerika di Afghanistan.

Di bawah ketentuan yang disepakati, pemerintah Afghanistan akan membebaskan 5,000 tahanan Taliban, sementara kelompok teror akan melepaskan 1,000 pasukan pemerintah dari pusat penahanannya sebelum 10 Maret. Tetapi pembebasan ditunda karena adanya perselisihan besar di kedua belah pihak. Namun, pada 26 Mei, pemerintah membebaskan beberapa ratus tahanan Taliban. Taliban telah membebaskan kurang dari 100 orang sejauh ini.

Banyak orang skeptis terhadap prospek perdamaian karena pemerintah Afghanistan dan pendukung utama Taliban, Pakistan, tidak menjadi bagian dari negosiasi perdamaian.

Terlebih lagi, tanpa dukungan finansial dan militer dari AS, pemerintahan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani tidak akan selamat. Setiap tahun, AS menyediakan AS$4 miliar untuk mendukung pasukan keamanan Afghanistan saja.

Pada Agustus 1994, militer Pakistan dan badan intelijennya, Inter-Services Intelligence (ISI), mendorong radikal agama Pashtun untuk mendirikan Taliban guna mendirikan pemerintah pro-Pakistan di Afghanistan. 

Sebelumnya pada 1980-an, ISI melatih lebih dari 90,000 warga Afghanistan, termasuk Mullah Omar, yang kemudian menjadi pemimpin tertinggi Taliban, untuk berperang melawan rezim Soviet di Afghanistan. Taliban memiliki arti pelajar agama dari Madrasah atau sekolah agama.

Mengapa Pakistan tertarik terhadap Afghanistan? Mengapa mereka melatih dan memberikan dukungan penuh kepada kelompok militan yang kejam seperti Taliban?

Pemimpin yang mengkontrol Taliban sebenarnya adalah Pakistan, khususnya ISI. Afghanistan dan Pakistan adalah tetangga dan negara mayoritas Muslim di Asia Selatan. Pashtun adalah kelompok etnis atau suku, yang anggotanya tinggal di Pakistan dan Afghanistan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun