Penerapan Budaya Positif di SD Negeri Kebonsari
Kecamatan Sukodadi, Kabupaten Lamongan
Oleh:
Anita Sulmawati, S.Pd.SD
CGP Angkatan 5, Kelas 43
Kabupaten Lamongan
A. LATAR BELAKANG
Budaya positif pada hakekatnya adalah perwujudan nilai-nilai kebajikan universal yang diterapkan di sekolah. Budaya positif terbentuk dari karakter-karakter baik, karakter baik tumbuh dari kebiasaan-kebiasaan baik, dan kebiasaan baik bermula dari lingkungan yang positif, yaitu lingkungan yang terdiri dari warga sekolah yang saling mendukung, saling belajar, dan saling bekerja sama. Guru merupakan sosok yang paling bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan positif tersebut.
Untuk dapat menciptakan lingkungan positif serta mendukung murid menjadi pribadi yang bahagia, mandiri, dan bertanggung jawab, sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang guru, saya perlu menciptakan disiplin positif dilingkungan sekolah.
Untuk menerapkan budaya positif di kelas dan sekolah peran kita sebagai pemimpin pembelajaran sangat dibutuhkan. Sebagai pemimpin pembelajaran kita perlu berkolaborasi dengan seluruh elemen sekolah.
Untuk mewujudkan budaya positif dapat diawali dengan membuat keyakinan kelas bersama murid. Hal ini sejalan dengan filosofi Ki Hadjar  Dewantara mengenai merdeka belajar. untuk menjalankan keyakinan kelas kita perlu berada di posisi control manajer. Posisi kontrol manajer menjalankan  tahapan segitiga restitusi untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dialami murid. Hal ini sejalan dengan nilai guru penggerak berpihak pada murid.