Mohon tunggu...
Anita safitri
Anita safitri Mohon Tunggu... Perawat - Menulis adalah sebuah teraphi positif untuk setiap luka

Novelis Pecinta traveling Candu kopi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memiliki Anak Remaja, Orangtua Harus Bagaimana?

30 September 2020   16:17 Diperbarui: 30 September 2020   16:29 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peran dan fungsi orang tua bagi anak sangat luas dan banyak teori membahas tentang hal ini, menjadi penting ketika kita memiliki anak usis remaja. Menempatkan diri sesuai dengan permintaan mereka, ada saatnya mereka membutuhkan lawan bukan kawan atau sebaliknya.

Banyak keluhan yang masuk saat konseling adalah; "Anak saya jawab saya terus, jadinya saya kesal". Mungkin anda adalah orang tua yang pernah mengeluarkan kata-kata seperti ini baik pada temanatau pada professional. Benar,hal ini akan dialami oleh orang tua yang memiliki anak remaja karena dari definisi REM aja (baca remaja) sudah dapat di jabarkan.

Saat dia menjawab setiap opini kita seharusnya orang tua mengucap syukur dalam atinya karena anaknya terlahir normal karena fitrah usia remaja adalah usia dengan opini yang khas. Pada usia remaja, usia mencari jadi diri dan dimasa itu juga merupakan masa dimana kehadiran dan arti teman lebih dari segalanya.

Penting bagi orang tua pada pmasa ini untuk memberikan kebebasan memilih teman bagi mereka, tuas orang tua adalah melhat prilaku yang muncul pada anaknya. Jika prilaku yang muncul setelah berteman positif kemudian orang tua bisa menawarkan rumah sebagai tempat mereka melakukan aktivitas bagi mereka.

Jika banyak hal negative jangan terlalu cepat menyalahkan anak atau temannya, intropeksi diri terhadap kekurang hadirian kita dalam setiap masa yang mereka lalui. Bisa jadi saat mereka jatuh, teman yang selalu ada dan hadir kita menajdi mimpi bagi mereka.

Adanya aturan dalam keseharian.

Atauran merupakan sesuatu yang dilakukan dengan kesepakatan adanya reward dan punishment. Jika orang tua hanya membuat aturan tanpa ada kejelasan antara keduanya maka output yang diharapkan tidak akan sesuai.  Aturan yang dibuat dalam rumah harus sejalan antara semua penghuni rumah, jika hanya dibuat oleh orang tua maka yang menanggung beban orang tua saja.

Sebagai contoh, aturan tentang jam tidur atau jam pulang malam, ini akan menjadi sesitif pada remaja laki-laki yang secara tiba-tiba orang tua memutuskan jangan keluar malam atau lainnya. Tapi dengan adanya aturan yang didiskusikan bersama dengan semua anggota kelurga tentu hal ini akan menemukan jalan keluar yang baik.

Contoh lainya, aturan berpakain dana tau menggunakan gadget, ini juga merupakan hal yang sensitive pada remaja perempuan yang banyak menghabiskan waktu sekerdar mencari gaya terbaru. Tidak ada yang salah dengan aktualisasi mereka karena memang usia remaja adalah masa di mana mereka mencari tau siapa diri mereka.

Tugas orang tua semakin berat dimasa ini, jangan pernah mencoba tips ini saat anak mulai remaja. Menanaman modal awal dilakukan sedini mungkin tentang peahaman spiritual, social, moral dan lain sebagainya.

Hal yang tidak kalah penting adalah orang tua harus menjadi panutan atau contoh bagi setiap prilaku yang diingini terjadi pada anak-anak kita. Anak memiliki fitrah meniru yang sangat dominan, maka orang tua dituntut untuk bisa memberikan contoh secara nyata dalam prilaku sehari-hari.

Happy parent for happy family untuk seluruh orang tua Indonesia dan dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun