Mohon tunggu...
Anita safitri
Anita safitri Mohon Tunggu... Perawat - Menulis adalah sebuah teraphi positif untuk setiap luka

Novelis Pecinta traveling Candu kopi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini yang Kami Lakukan Selama 14 Tahun Menikah

29 September 2020   20:55 Diperbarui: 29 September 2020   21:10 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cukupkan 10 kata

Laki-laki dan perempuan memang diciptakan dengan fitrah yang berbeda, mungkin pernyataan ini sudah banyak di dengar atau dibaca dimana perempuan memiliki kosa kata lebih banyak dari pada laki-laki. Atas dasar itu pula laki-laki tidak begitu suka dengan intruksi yang panjang ( tepatnya repetan) atas nasehat atau bahkan kesalahan. 

Sepuluh kata di awal menentukan pesan yang ingin kita sampaikan terkirim dengan sempurna kepada fikiran atau sebaliknya. 

Mengapa 10 kata?  karena yang mampu diserap oleh indera pendengaran laki-laki dan kemudia di proses hanya sesingkat itu. Bayangkan betapa banyak kata-kata kita yang terabaikan saat ingin mendiskusikan sesuatu selama ini.

Ketiga formula di atas tentu harus kita rangkum dengan kreatif dalam komunikasi dengan pasangan kita masing-masing. Kata yang panjang selama ini mungkin bisa diganti dengan beberapa contoh kalimat berikut:

1. Mas, Abang ( Sesuaikan) aku beneran ngak kuat di tinggal kamu lama-lama (bisa digunakan untuk pasangan biar cepat pulang ).

2. Mas, Kalau nanti kita tua, aku maunya kamu sehat terus ( bisa digunakan untuk melarang hal yang merusak kesehatan seperti merokok danlainnya).

3.Mas, Aku khawatir kalau kamu ngak kasih kabar saat di luar ( bisa dicoba pada pasangan yang cuek)

Apakah ini cukup sekali bicara langsung berubah menjadi seperti yang kita inginkan? 

Tentunya tidak, contoh komunikasi ini harus terus diterapkan sampai respon prilakunya sesuai dengan estimasi yang kita jadikan goals. 

Apakah ini mudah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun