Mohon tunggu...
anita russian
anita russian Mohon Tunggu... Lainnya - Makhluk

Cari duit, secukupnya. Berbagi, jangan lupa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Sisi Typsi Pengguna KRL

10 Oktober 2022   23:16 Diperbarui: 10 Oktober 2022   23:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa, sudah tujuh bulan aku menghabiskan waktu untuk bekerja di Jakarta. Pekerjaan yang lumayan menyenangkan karena dikelilingi oleh orang-orang baru yang kreatif dan beragam karakter. Memang, pada dasarnya bukan hal yang unik juga mendapat pengalaman demikian. Wajar dan bisa ditemukan di mana pun.  Yang jelas, tidak akan pernah ada kata selalu. Karena selalu itu adalah omong kosong. Pasalnya, Chitato melalui iklannya berpesan that life is never flat. Dan, aku sepakat.

Kriuk!! Aku rasa intermezzonya cukup.

Dengan akses yang begitu mudah, aku hanya perlu menempuh waktu kurang lebih lima sampai sepuluh menit untuk menuju stasiun dari kediaman. Dengan kelebihan tersebut, sungguh sombong jika sarana ini tidak aku nikmati. Jadi, karena tidak ingin mendustakan nikmat, maka aku gunakanlah angkutan umum penumpang terbanyak ini. Puji syukur, jam keberangkatanku tidak di waktu padat. Mulai jam 9, kereta tidak lagi berdesakan. Peluang mendapatkan tempat duduk pun lebih besar.

Lain halnya dengan jam kerja kantor pada umumnya. Saat itu, karena ada keperluan shooting, aku berangkat pukul 7 kurang. Inilah waktunya pertarungan berlangsung. Kala itu, tubuhku seolah terjepit di antara manusia lain. Mengikuti tradisi pengguna lain, tasku pun aku letakkan di bagian depan. 

Dalam perjalanan, aku perhatikan penumpang satu-persatu. Sejauh mata memandang, mayoritas orang yang mendapatkan tempat duduk, memejamkan matanya. Usianya banyak yang muda. Entah memang mereka kurang tidur atau sekedar menutup malu agar tertutup laiknya kemaluan. Jangankan berdiri di bangku yang berisi 7 orang, pada tempat duduk spesial yang mestinya ditujukan untuk orang tua, ibu hamil, dan penyandang disabilitas pun dihajar oleh para pemuda-pemudi kantoran. Dari penampilannya, aku pastikan, mereka berpendidikan. Tapi sayang, lamanya bangku yang diduduki sekedar memanaskan pantat bukan otak.

Terkadang, aku ingin beraksi laiknya polisi india. Menerobos dempetan manusia, lalu membangunkan mereka dan mempersilahkan penumpang renta untuk duduk. Tapi, kala itu langkah terhambat kemauan. Jika niat bulat, tak ada kata tidak. Namun apa daya, kala itu aku tak bisa berbuat apa-apa. Hanya mengumpat yang tentu tidak membawa manfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun