Terkadang sepi.
Tak jarang riang.
Wajar, bukan?Â
Begitu juga dengan bosan,
senang,
luka,
ataupun tawa.
Sebut saja rasa yang kau alami!
Semua setara, kan?
Rasa pun berhak merasa.
Â
Umumnya, manusia enggan berdebat soal rasa.
Jadi, biarkan aku berbalas pikir dengan akal yang melekat dalam jiwa.
Tiba-tiba, langit terang seolah menyapa.
Kudengar bisikan kelana.
Keberadaannya tak kasat mata. Namun, dia ada, terasa, bahkan suara bisiknya terdengar begitu jelas. Bolak-balik aku bertanya pada diri sendiri, Apa iya ini suara Tuhan?
Entahlah. Biarkan aku menyimak perkataannya.
"Perasaan apa yang kau inginkan?"
"Yakinkah dengan inginmu atas satu rasa?"
"Pernahkah kau menemukan makhluk sejenismu hanya memiliki yang itu saja sepanjang masa?"
"Sebut saja bahagia!"
"Itu adalah kata muslihat yang seringkali kudengar mengudara di antara manusia."