Mohon tunggu...
anita russian
anita russian Mohon Tunggu... Lainnya - Makhluk

Cari duit, secukupnya. Berbagi, jangan lupa.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Uniknya Rezeki Saat Berkendara

11 Maret 2021   09:42 Diperbarui: 11 Maret 2021   09:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang kita tuai, itulah yang kita petik. Inilah prinsip hidup yang seringkali dikatakan banyak orang. Aku pun tidak memungkiri. Begitu juga dengan balasan Tuhan yang beragam. Sungguh tidak pernah membosankan. Misalnya, kita terbiasa memberi senyuman, eh, suatu waktu dapat bantuan kemudahan. Bahkan tidak hanya dari orang yang kita beri, tapi menyambar ke lingkungan sekitar orang tersebut. Walau tidak berharap, itulah uniknya cara kerja Sang Maha Esa.

Begitu pun dalam berkendara. Tak jarang kita menyaksikan beragam kelakuan pengendara yang secara tidak langsung menggambarkan karakter pengemudinya. Ada yang pelit berbagi, ada pula yang murah memberi. Beragam kenikmatan pun terasa rinci apabila mendapatkan rezeki saat berada di jalan. Mulai dengan diperkenankannya mengambil ruas yang lebih lancar, diberi kesempatan mundur saat kelewatan jalan bahkan kala berada di jalur tol, hingga dapat parkiran yang ternyata hanya tinggal satu yang kosong. Sungguh komat-kamit rasa syukur seolah menambah moodbooster.

Saat di jalan, sudah lazim bagi pengendara menemui tiang rambu pengatur lalu lintas. Terkadang ada rasa kesal ketika berada di wilayah yang lampunya bak sedang "mengerjai" kita. Ada yang hijaunya menyala tidak sampai satu menit, adapula yang merahnya terus-menerus. Entah lampunya yang rusak atau memang cara kerja lampunya yang begitu. Di sisi lain, rasa senang luar biasa bisa pula hadir saat menghadapi situasi di antara penanda jalan ini seperti berada dalam antrean terakhir kala melewati detik-detik lampu hijau yang berpacu menjadi kuning hingga mampu melaju menghemat waktu.

Begitu juga ketika terjadi buka tutup jalan. Rasanya sangat beruntung sekali saat menjadi bagian akhir ketika jalan akan ditutup. Rasanya ces pleng tul mantap betul. Darah mengalir deras, bahagia pun tercipta. Hal yang sama ketika jalan baru akan dibuka kala berada di antrean paling buntut. Saat jalan terbuka, kita pun menyalip orang yang telah lama mengantre dan masih terjebak dalam antrean panjang di sisi kiri. Sambil tersenyum bahagia, aku pun menengok sisi kiri, seraya mengucap, "punten".   

Adapula cerita orang yang berhasil selamat melewati kawasan banjir yang terendam hingga satu meter lebih.  "Ya allah, tadi saya lewat jalan itu. Untung pas saya lewat masih berupa genangan, aman. Kalau engga, waduh!", begitulah gumam orang yang kesenangan karena tidak harus keluar kocek puluhan juta jika air masuk merendam mobil barunya.

Benar-benar rezeki berkendara, ada-ada saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun