Mohon tunggu...
Anita Rakhmi Shintasari
Anita Rakhmi Shintasari Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menebar manfaat

Sebagai seorang guru, membaca dan menulis menjadi aktivitas yang wajib dan menyenangkan tentunya. Bergabung di blog menjadi wahana untuk berlatih dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Juga Ingin Bahagia

30 Desember 2021   20:08 Diperbarui: 30 Desember 2021   20:11 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah ini gelas yang ke berapa. Rasanya belum ingin diri ini berhenti menikmati setiap teguknya. Hari beranjak malam ketika aku mulai duduk disudut warung minum langgananku, jika tak boleh disebut cafe karena tampilannya yang sederhana. Tempat favoritku ada disudut ini. Cahaya lampunya yang temaram dan persis didekat jendela yang menghadap ke jalan raya. Membuat aku bisa leluasa menikmati lalu lalang orang tanpa khawatir ketahuan. 

Masih terngiang teguran dari kerabat yang dekat ibuku, "mau jadi apa kamu, jika kamu bergaul dengan mereka?, mereka itu tidak baik untukmu."  Ahhh, tahu apa mereka tentang teman-teman kerjaku. Tahu apa mereka tentang kebaikan atau keburukan orang, sedang mereka sendiri entah masuk yang baik atau buruk, siapa juga yang tahu. Aku merasa lelah mendengarkan komentar-komentar yang kadang lebih melukai dari sebilah belati. Mereka selalu saja lupa, jika mereka juga pernah melakukan hal yang salah. Tapi apa dayaku?. Bagi mereka aku tetap anak kecil yang tak berhak protes atau menentukan sendiri langkah hidupnya.

Malam semakin larut. Aku semakin terbenam dalam kegelisahan yang berkepanjangan. Aku merasa berhak untuk menentukan sendiri pilihan hidupku, terlepas itu baik atau tidak. Benar atau salah. Bukankah aku sudah dewasa? Aku juga ingin bahagia dengan caraku bukan cara mereka. Aku siap menanggung semua resiko yang paling buruk sekalipun, asalkan aku bisa mencicipi rasanya bahagia. Setidaknya aku tidak merugikan orang lain atau merepotkan mereka. Biar saja mereka bicara dan tidak terima.

Sesapan kopi terakhir. Aku memutuskan untuk pulang ke kost. Hari ini sangat melelahkan bagiku. Untung warung minum ini sangat baik padaku, selalu mengerti saat aku sedang suntuk dan ingin sendiri seperti saat ini. Setelah membayar, aku bergegas pergi, ingin segera sampai dikamar kostku diseberang jalan dan merebahkan tubuh ringkihku agar esok tak lagi ada penat yang tersisa lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun