Mohon tunggu...
Anita
Anita Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Magister Pendidikan Ekonomi, FKIP, Universitas Sebelas Maret

Keajaiban adalah nama lain dari Doa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Aku Ada di Antara Kamu dan Dia

8 Maret 2020   13:39 Diperbarui: 8 Maret 2020   13:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku yang lebih dulu mencintaimu. entah sejak kapan aku memulainya. Tapi jujur setiap detik aku di sini, aku selalu memikirkanmu. Bukan selalu, tapi lebih tepatnya aku tidak pernah bisa melupakanmu sejak pertama kali kita bertemu. mungkin sudah 8 tahun lamanya. kali ini, di era digital semua bisa komunikasi tanpa harus dibatasi oleh jarak. Tuhan begitu adil kepadaku. Saat aku benar-benar patah hati oleh kumbang-kumbang yang sungguh kejam itu. 

Tuhan mengirimkan dirimu untukku. Kau datang meskipun dengan rasa yang begitu dingin. Kau seperti orang yang berasal dari benua antartika. dinginmu seperti es yang tak kunjung meleleh. Bahkan api tak mampu membuatmu mencair. entah siapa yang bisa membuatmu hangat seperti ini. Ini adalah tahun ke 4 aku bisa berkomunikasi denganmu. Hari ini aku benar-benar tak mampu menyembunyikan perasaanku padamu setelah sekian purnama aku tidak menghubungimu. bukan karena aku sibuk atau tak punya kuota internet. 

Tapi karena aku terlalu lelah menunggu balasan darimu yang kutunggu hingga pungguk tak merindukan bulan lagi. Aku putuskan untuk menyapamu. entah apa yang membuatmu berbeda hari ini. tapi aku merasa ini bukanlah dirimu. Kau tidak pernah memperlakukanku seperti ini. sekali lagi, aku sungguh kecewa padamu. diam-diam dalam sikap lugumu. Kau menginginkan orang lain. setelah sekian lama, kau mendapatkan dia. seharusnya kau bilang padaku. sehingga aku bisa menata dan pergi meninggalkanmu tanpa ada perih dan dendam yang tersimpan di dalam hati.

Aku merasa berdosa berada diantara kau dan dia. Aku seperti iblis yang merayumu untuk menerima perasaanku. Batapa hinanya aku merayu lelaki yang telah mempunyai kekasih. Kau sungguh kejam, memperlakukanku bak perempuan yang hina. 

Bagaimana mungkin kau mengambil kesempatan untuk disukai oleh dua wanita yang tidak bersalah kepadamu. Hanya satu yang kusesalkan, kau tidak memberitahuku. jika kau beritahu aku, maka aku sudah pergi dan mencari dia yang mampu menerima diri. Tapi bodohnya aku, berpura-pura tidak tahu dan penuh harap padamu. hingga aku mati dalam pengaharapan semu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun