Mohon tunggu...
Anita Permata Sari Harefa
Anita Permata Sari Harefa Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Mahasiswi Matematika di IAIN Takengon angkatan 2016 Anggota biasa Himpunan Mahasiswa Islam HmI Cabang Takengon Komisariat IAIN Takengon. Saat ini telah menjadi guru honorer di Sekolah Swasta yaitu SMP DAMUHA ACEH TENGAH, bidang yang di tekuni dan di ampu adalah mata pelajaran matematika.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sanggupkah Menjemput Maut?

30 Mei 2020   04:55 Diperbarui: 30 Mei 2020   05:40 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Paman yang menuntunku dari belakang,  sempat berteriak untuk tidak melompat.  Tetapi,  tidak ada pilihan lain.  Seandainya,  aku masih bertahan maka jurang terjal dan batu-batu besar yang tajam menanti tubuh ini untuk santapannya.

Seketika itu, ada sekelibat keheningan yang tenang dalam hatiku. Aku memajamkan mata,  lalu berpikir jika Allah tidak menunjukkanku jalan ini.  Mungkin saja,  aku sudah...

Aku mengingat kejadian itu berulang kali,  sungguh Allah sayang padaku.  Seperti ucapan Ustadz Ebit Lew  "Allah selalu sayang kan hamba-Nya" itulah yang terlintas dibenakku saat kematian hampir menyelesaikan segalanya. Lalu aku teringat pada firman Allah

Artinya: "Kabarkanlah pada para hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih". (Q.s. Al-Hijr: 49-50).

Saat itu pula,  tubuhku gemetar hebat aku khawatir jika aku mati sekarang, sungguh amalanku sangat sedikit. Aku takut,  sangat takut bukan pada kematian.  Tetapi menjawab pertanyaan para malaikat saat dikubur,  Aku takut tidak dapat menjawab pertanyaan nya. Sebagaimana yang tersebut dalam Hadist riwayat Tirmidzi berikut:

"Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Mungkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata: Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?, maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia: Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keduanya berkata: Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu. Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi penerangan, da dikatakan: Tidurlah. Dia menjawab: "Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku". Keduanya berkata: "Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut".

Aku takut,  karena selama ini hidup dalam kesia-siaan.  Aku takut,  menjadi hamba yang buruk. Dan aku,  masih sangat jauh dari-Mu ya Allah.

Segala peristiwa sungguh dalam pengawasan-Nya. Ia yang mengehendaki,  jika tidak begini mungkin saja aku akan semakin jauh dari-Nya.

Sekelibat cahaya-Mu telah menolongku,  meyakinkan hatiku saat aku segera melompat bahwa aku akan baik-baik saja.  Meyakinkan hatiku, bahwa Allah bersamaku.  Saat itu tiada tumpuan lain selain pada-Nya.

Inilah yang diberikan Allah Subhanahu wata'ala padaku, dan saat itu pula aku melihat cinta-Nya. Kasih-Nya,  dan sayang-Nya.  Aku tak perdulikan bagian tubuhku yang retak,  dan sebagainya.  Aku hanya mengkhawatirkan amalku.

Dan itulah sepenggal kisahku, yang hampir menjemput maut..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun