Mohon tunggu...
Anita Firdausinisa
Anita Firdausinisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Politeknik LP3I Bandung

Hobi saya bernyanyi. Dengan bernyanyi saya bisa lebih fokus dan tenang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Liburan Penuh Kesan di Kabupaten Ciamis

18 November 2022   22:48 Diperbarui: 23 November 2022   08:43 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Rasa rindu yang menggebu dalam hati membuat kami terpanggil untuk pergi ke salah satu daerah yang ada di Jawa Barat. Disanalah tempat tinggal Kakek Amas.  Dua tahun lamanya kami  tidak bersua dengan Kakek Amas, ingin rasanya memeluk dan bercengkrama untuk mengobati rasa rindu yang amat dalam. Di malam minggu kami pun berangkat dari Kota Kembang dengan diiringi gerimis dan hembusan angin yang menusuk dada.

Cuaca yang kurang bersahabat tidak menyurutkan niat kami untuk berkunjung ke Kabupaten Ciamis, Kecamatan Kawali, Jawa Barat tempat Kakek Amas  tinggal. Untuk menghindari kemacetan kami pun berangkat pukul 23.00 WIB dari Bandung dan diperkiraan sampai pada pukul 03.00 WIB.

Selama diperjalanan sesekali kami bercengkrama dan bersenda gurau untuk menghangatkan suasana. Tak lupa musik dangdut diputar agar menghilangkan rasa kantuk diantara kami. Disela perjalanan kami sempat melihat ke arah jendela dan melihat kendaraan lain yang melintas di jalan raya. 

Karena sudah lama tidak kesana, supir yang mengendarai mobil tumpangan kami bertanya kepada warga setempat untuk mencari lokasi yang tepat. Mengingat hujan belum berhenti dan membuat google maps sewaktu - waktu menjadi error. Setelah mendapat penjelasan dari warga akhirnya kami meneruskan perjalanan yang masih cukup jauh.

Waktu menunjukan pukul 00.00 WIB, kami mulai dilanda rasa lelah dan mengantuk. Sesekali kami melihat pepohonan besar nan rindang disepanjang jalan sepi tersebut. Tak lama setelah itu kami kemudian tertidur sembari meletakan jaket diatas tubuh masing - masing. 

Adzan shubuh yang berkumandang membangunkan kami. Waktu pun menunjukan pukul 03.15 WIB dan kami sudah sampai di Kabupaten Ciamis. Supir berkata 15 menit yang akan datang  kami akan sampai ke tujuan. Setelah sampai, kami disambut oleh Kakek Amas dan dipersilahkan untuk beristirahat karena perjalanan yang melelahkan.

Pukul 05.00 WIB kami bangun tidur dan mendirikan sholat shubuh berjamaah. Setelah sholat kami berdoa kepada Allah dan dipimipin oleh Kakek Amas. Lantunan demi lantungan doa kami ucapkan hingga tak terasa waktu menunjukan pukul 06.00 WIB

Suara ayam berkokok khas pedesaan pun terdengar nyaring yang  menandakan fajar akan terbit dari ufuk timur. Dari sini terlihat panorama keindahan alam yang menghipnotis mata. Ditambah lagi udara segar nan sejuk yang membuat kami semakin betah untuk tinggal disini.

Kami keluar dan menikmati terbitnya matahari bersama - sama. Kebetulan memang rumah kakek berada diatas bukit sehingga cocok sekali untuk melihat detik - detik matahari terbit. Disini terlihat juga gunung - gunung yang landai dan hutan rindang. 

Tak lupa handphone selalu siap sedia untuk memotret moment kami disini. Sambil melihat panorama alam, Kakek Amas menceritakan tentang banyak hal pada kami. Ia bercerita tentang peternakan yang sedang ia kelola. Ia berternak 4 ekor kambing dan kini sudah sberkembang biak menjadi 6 ekor. 

Tak hanya itu, kakek juga memiliki ladang yang cukup luas yang ditanami dengan berbagai macam tanaman. Ada tanaman cabai, tomat, kunyit, jahe, jagung dan lainya. Kakek juga berjanji pada kami akan mengajak kami berkeliling peternakan dan ladang miliknya. Kebetulan tanaman di ladang kakek siap untuk dipanen. Sontak kami bersorak dan gembira mendengar ajakan kakek.

Sebelum berangkat ke ladang dan peternakan, kakek mengajak kami sarapan terlebih dahulu. Suasana hangat pun mulai tercipta dengan di suguhi galendo dan secangkir teh hangat. Galendo adalah makanan khas dari Kabupaten Ciamis. Jarang sekali rasanya kami menemukan kudapan  ini di Kota Bandung. 

Kalau pun ada, rasanya berbeda jauh dengan buatan tangan ajaib masyarakat Ciamis yang membuat cita rasa autentik manis dan gurih. Ide pembuatan galendo sendiri tercipta karena banyaknya industri pengolahan kelapa di daerah Kabupaten Ciamis. 

Banyak pengusaha minyak yang akhirnya memanfaatkan olahan minyak kelapa tak terpakai untuk dibuat camilan alternatif. Konon katanya, galendo ini sudah ada sejak masa pemerintahan Raden Adipati Aria Kusumahdiningrat atau Kangjeng Prabu, Bupati Ciamis yang memerintah pada tahun 1839 - 1886.

Setelah memakan camilan dan sarapan, kami bersiap - siap untuk pergi ke ladang dan peternakan. Pukul 10.00 WIB kami bergegas menuju ladang yang siap panen. Lokasi ladang tersebut berada diatas sehingga butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai disana. Tak terasa keringat pun mulai bercucuran karena perjalanan yang cukup melelahkan. 

Sesampainya disana, rasa lelah pun hilang karena kami terpesona oleh tanaman yang siap dipanen. Rasanya ingin segera memetik cabai, tomat, kunyit, jahe, dan jagung yang sudah matang. Namun, sebelumnya kakek memberi tahu cara memetik yang benar agar tanaman tidak menjadi rusak. Setelah mendapat arahan kami segera memanen tanaman di ladang dengan penuh semangat.

Saking asyiknya bermain di ladang, kami sampai lupa untuk berkunjung ke peternakan. Karena kakek memiliki urusan dengan pihak kelurahan,  akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke rumah karena waktu sudah menunjukan pukul 12.00 WIB. Dengan tubuh berkeringat, kami kembali menyusuri jalan yang cukup jauh dan terjal untuk sampai di rumah kakek. Kali ini beban bertambah dengan membawa hasil panen yang berlimpah.

Sesampainya dirumah, kami segera membersihkan diri dan mendirikan sholat dzuhur berjamaah. Tak puas dengan kegiatan panen ladang, kami masih ingin bersenang - senang di kota galendo ini. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Situ Lengkong Panjalu yang jaraknya sekitar 16 km dari rumah kakek. 

Karena jarak yang cukup jauh kami menggunakan mobil untuk berkunjung ke Situ Lengkong Panjalu. Butuh waktuh sekitar 30 menit untuk sampai di sana. Setelah sampai disana kami terpesona oleh keindahan Situ Lengkong panjalu. Situ ini terlihat begitu luas dan bersih. Situ Lengkong Panjalu juga merupakan danau terbesar yang ada di Kabupaten Ciamis.

Disana juga terdapat wahana air yaitu naik perahu. Harga yang dibandrol untuk menaiki perahu juga cukup murah yaitu 10.000/orang, sehingga tidak menguras dompet kami. Akhirnya kami pun menaiki perahu dan mengelilingi Situ Lengkong Panjalu. Waktu menunjukan pukul 16.00 WIB kami segera bergegas pulang karena hari sudah sore. Sebelum pulang tak lupa kami membeli oleh - oleh khas Kabupaten Ciamis umtuk dibawa ke Bandung.

Sesampainya dirumah kakek, kami segera mengemas barang karena akan kembali ke Bandung. Dengan berat hati kami berpamitan dan memeluk  Kakek Amas. Isak tangis pun mulai terdengar taktala kami akan meninggalkan Kakek Amas.

Tetapi mau bagaimana lagi? Banyak aktivitas di Bandung yang mengharuskan kami untuk pulang. Ciamis akan menjadi kota dengan penuh kesan di benak kami. Perjalanan ini akan selalu kami ingat dan menjadi kenangan terindah bagi kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun