Mohon tunggu...
Anita Arifin
Anita Arifin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangga Terlahir di Desa

14 Oktober 2017   20:02 Diperbarui: 14 Oktober 2017   20:08 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika kita mendengar kata desa, maka yang terlibat dalam ingatan kita adalah suasana  yang tentram, rumah-rumah yang berdekatan, pemandangan yang hijau, udara yang segar, lingkungan yang ramah. Tetangga yang satu dengan yang lainnya saling tegur sapa, melakukan semua hal dengan bergotong-royong, selalu ada suara yang ramai dan gelegar tawa yang  menghiasai  suatu perkampungan.

Dari sebuah perkampungan akan memunculkan sebuah kehidupan yang teramat berharga. Apakah itu? Itu adalah kehidupan yang dipupuk dengan kelembutan tangan  yang tidak disadari oleh kebanyakan masyarakat desa.

Kelembutan tangan disini saya artikan bahwa dalam kehidupan desa seorang anak tidak akan di asuh oleh keluarga intinya saja, melainkan tetangga-tetangganya juga akan mengasuhnya juga. Kenapa bisa begitu? Karena di masyarakat desa masih sangat membutuhkan pertolongan orang lain. Dari sebab inilah seorang anak akan mulai belajar tentang sosial.

Di kehidupan desa pada umunya, apa yang mereka lakukan akan dikerjakan bersama-bersama, misalnya: si A mempunyai hajatan di rumahnya. Dia meminta tolong kepada ibu-ibu untuk membantunya memasak. Ketika ibu-ibu itu datang, maka anaknya akan mengikutinya. Dan sudah pasti ibu-ibu itu meminta anak-anaknya bermain di luar dengan anak-anak yang lain. Ketika mereka merasa telah lama bermain dan capek, mereka akan kembali dan meminta, entah itu minum atau makan. Dari sini sudah tergambar jelas anak-anak mempunyai teman baru (sosial).

Dari sini, kebersamaan anak-anak akan selalu bersama. Pergi sekolah, pulang sekolah, mengaji (kognitif), bermain (psikomotor) dll. Semua kegiatan anak akan mereka lakukan secara bersama-sama. Mereka akan melakukan  permainan sendiri dan membuat peraturan sendiri (karena mereka melihat dan mencontoh orang lain telah melakukan permainan yang sama).

Setelah mereka menginjak remaja dan dewasa, mereka akan diingatkan oleh orang tua mereka bahwa mereka pernah diasuh oleh orang lain yaitu tetangganya sendiri. Oleh karenanya, mereka akan diajari attitude/ sikap yang baik kepada orang yang lebih tua. Misalnya: ketika akan masuk rumah hendaknya  mengetok pintu dan mengucapkan salam terus  bersalaman, ketika bertemu di jalan disapa, apabila berjalan di depannya sedikit membungkukkan badan dan bilang permisi.

Entah darimana orang-orang terdahulu dapat mengajari kita seperti itu, dan siapa yang mengajari mereka, Sehingga kita masih bisa melakukan hal yang sekecil itu. Banggalah menjadi orang desa, karena dari suatu desa akan memupuk dan menumbuhkan kepribadian yang baik, insya Allah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun