Mohon tunggu...
Anita Theresia Manua
Anita Theresia Manua Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tetap Semangat

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Rumah Terakhir Tuanku Imam Bonjol di Balik Kemerdekaan

5 Agustus 2019   21:45 Diperbarui: 5 Agustus 2019   22:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam tuanku Imam Bonjol/Foto dokpri Anita

Jelang HUT Kemerdekaan RI ke 74 yang sudah diambang pintu tepatnya 17 Agustus, wajah Indonesia mulai sibuk bersolek untuk memeriahkan hari bersejarah itu.

Mulai dari sudut desa hingga kota, tampak seluruh elemen masyarakat sibuk mempersiapkan berbagai kegiatan perlombaan. Bahkan diseluruh gedung perkantoran, di sudut gang dan rumah warga mulai dihiasi dengan pernak-pernik bernuansa merah putih sebagai simbol kemerdekaan.

Namun sayang, dibalik kemerdekaan Indonesia, masih banyak pahlawan nasional yang selama hidupnya memperjuangkan kemerdekaan sering terlupakan.

Salah satu contoh adalah makam Tuanku Imam Bonjol terletak di Desa Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa, Sulut. Makam Tuanku Imam Bonjol hanya diurus oleh keturunan pengawal setianya bernama Apolos Minggu yang tinggal di komplek makam.

Hanya itukah penghormatan bangsa kita terhadap pahlawan yang telah berjuang mati-matian melawan penjajah demi kemerdekaan kita?. Hanya lahan berukuran 75 x 20 meterkah pengabdian dan penghormatan kita terhadap beliau? Apakah tak ada yang lain?. Silahkan anda jawab sendiri.... bagaimana arti kemerdekaan sesungguhnya bagi diri kita. Beliau merupakan salah satu dibelakang panggung kemerdekaan Indonesia.   

Mari sama-sama menyusuri makam Tuanku Imam Bonjol, yang berada di lahan seluas 75 x 20 meter dan luas bangunan yang melindungi makam sekitar 262 meter persegi. Suasana makam udaranya tampak sejuk sebab dilindungi pepohonan rimbun.

Makamnya berada didalam bangunan berarsitektur adat Minangkabau berukuran 15 x 7 meter. Bangunan ini merupakan satu-satunya bangunan di Minahasa dengan model rumah adat Minangkabau.

Terlihat, tulisan-tulisan huruf Arab menghiasi bangunan ini, bangunan utama berwarna putih lengkap dengan atap bronjong arsitektur khas Minang. Makam sang pemimpin kaum Paderi terbuat dari keramik putih memberi kesan kesucian jiwa sang pahlawan.

Diatas batu nisan dibagian kepala tertulis " Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin bergelar Tuanku Imam Bonjol Pahlawan Nasional". Lahir tahun 1774 di Tanjung Bungo/Bonjol Sumatera Barat dan wafat tanggal 6 November 1854 di Lotta Minahasa dalam pengasingan pemerintah kolonial Belanda karena menentang penjajahan untuk kemerdekaan.

Sementara, pada bagian belakang bangunan makam, mengalir sungai Malalayang, dengan menuruni 74 tingkat anak tangga dan jalan yang berkelok-kelok di tepian sungai. Ada terdapat sebuah batu dengan permukaan landai yang merupakan tempat sohlat sang ulama.

Jadi tak dapat dipungkiri lagi, jika perang Padri banyak meninggalkan kenangan heroik sekaligus traumatis dalam memori bangsa. Yang mana selama 20 tahun pertama perang Padri tersebut sekitar tahun 1803-1821, praktis yang menjadi korban adalah sesama orang Minangkabau dan Batak Mandailing.     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun