Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jadikan Perbedaan sebagai Dasar bagi Kedamaian Indonesia

24 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 24 Juni 2020   08:07 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perbedaan ras, suku,agama dan golongan di tengah masa pandemic memang membuat miris. Kita melihat peristiwa Geoge Floyd  di Amerika Serikat (AS) ; peristiwa warga kulit hitam dianiaya oleh polisi kulit putih hingga tewas. Peristiwa itu membuat gelombang protes yang sangat besar di dunia.

Gelombang protes itu tak hanya terjadi di AS, tapi juga dibanyak negara yang warganya juga peduli soal perbedaan ras dan menaruh simpati dengan kulit hitam di AS. Mereka berkumpul dan meneriakkan hujatan kepada negara bersangkutan dan aparat yang menangani peristiwa itu. Lebih lanjut lagi gelombang protes itu menunjukkan bahwa isu rasisme masih menjadi persoalan besar dan mengganggu di negara-negara yang sangat maju sekalipun.

Kedua, peristiwa protes yang besar itu terjadi di tengah pandemic, yang menurut protocol kesehatan tak diperkenankan ada masyarakat berkumpul untuk mencegah penularan. Hanya saja niatan protes tidak bisa dibendung karena melibatkan emosi banyak orang. Tatangan penularan penyakit juga mengintai.

Ketiga yang menarik adalah di tengah peristiwa yang menyedot perhatian dunia itu, dua negara besar yang sering bertentangan yaitu China dan AS masih saja menunjukkan rasa permusuhan atas apa yang terjadi di negara masing-masing. Kita tentu ingat  pada ucapan Presiden AS, Donald Trump yang menyebut penyakit Covid-19 sebagai 'penyakit China' dengan nada marah karena pandemic itu nyaris tidak bisa dibendung oleh siapapun , terlebih belum ada vaksin dan obat yang terbukti ampuh melawannya.

Sebaliknya, pemerintah dan media-media China juga mengolok-olok AS dengan menampilkan foto peristiwa George dan menyebut itu sebagai 'standar AS' untuk menggambarkan bahwa kekerasan di AS amat mudah dipicu oleh perbedaab ras.

Rasanya di tengah-tengah banyak peristiwa yang menyangkut rasial di dunia, Indonesia layak bernyukur karena  bangsa kita punya dasar dan falsafah hidup yang kuat dan mengakar yaitu Pancasila. Pancasila sampai kini terbukti merupakan falsafah hidup yang cocok bagi kita yang multietnis ini. Bahkan  banyak masyarakt internasional kagum dan salut kepada bangsa kita karena begitu bisa mengatasi banyak tantangan yang menyangkut perbedaan (ras) dan perbedaan lainnya dengan cara damai.

Kita tak pernah perlu mengatasi perbedaan dengan cara kekerasan karena kekerasan hakekatnya dapat menimbulkan luka batin bagi yang bersangkutan dan keluarganya. Tetap pelihara cara pandang kita terhadap perbedaan dan kita akan terus hidup damai sampai kapanpun juga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun