Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banyak Berbuat Baiklah pada Bulan Ini

5 Mei 2020   04:30 Diperbarui: 5 Mei 2020   04:30 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin kita pernah  mendengar seorang warga Jawa Timur yang berprofesi sebagai kuli bangunan yang biasanya bekerja di Bali dan kembali ke kampungnya, tetiba merasa  sakit dan harus dirawat di rumah sakit selama berhari-hari. Dari diagnose dokter didapat bahwa kuli bangunan tersebut menderita Covid-19.

Lalu kita mungkin mendengar seorang professor penyakit dalam dari universitas ternama di Indonesia mengalami sakit parah dan kemudian meninggal dunia. Dianogsa dokter yang menangani professor itu menyebaut bahwa dia menderita Covid-19. Professor ini sudah berusia lanjut yaitu sekitar 60-an tahun.

Beberapa hari lalu juga kita mendengar seorang balita yang tertular Covid-19 dari ayahnya yang bekerja di wisma atlet kemayoran yang memang merawat ratusan pasien Covid-19 maupun yang diduga menderita penyakit itu. Dalam berita itu disebut bahwa sang anak kemungkinan besar menyentuh baju sang ayah yang belum dicuci bersih dengan sabun sehingga sang anak tertular virus yang masih menempel di baju tersebut.

Ada juga berita yang menyebut bahwa ada seorang bayi yang lahir premature di sebuah rumah sakit di Jawa Tengah menjadi tertular Covid-19 setelah selama tiga minggu dirawat di incubator di rumah sakit tersebut. Bayi yang masih berusia 3 minggu itu mengalami sesak nafas ketika sehari dibawa ke rumah orang tuanya. Ternyata bayi itu positif Covid-19.

Dari contoh-contoh yang disebutkan di atas, nyata bahwa penyakit yang sangat menular dan mematikan itu bisa menyerang siapa saja, tanpa perlu melihat status sosial, pekerjaan, kaya atau miskin, ta bahkan bayi sekalipun, semua bisa tertular penyakit ini.

Lalu dampak penyakit ini juga besar karena menyebabkan banyak sisi kehidupan terganggu. Seorang pelajar dan guru tak bisa belajar di sekolah dan harus di rumah karena pertemuan antara guru atau kerumuman tidak memungkinkan. Beberapa pabrik juga harus menghentikan operasinya karena melibatkan banyak orang dalam satu tempat. Begitu juga pekerjaan lain menyebabkan puluhan juta orang harus bekerja dari rumah, bahkan kehilangan pekerjaannya karena pekerjaan itu informal.

Kehilangan pekerjaan dan keluarga miskin dan rentan miskin menjadi tidak bisa berbuat banyak untuk menghidupi keluarganya karena dampak penyakit ini adalah fenomena yang umum kita lihat pada akhir-akhir ini. Kondisi ini paling tidak menyentuh nurani kita untuk menolong dan berbagi. Sikap empati, memberi bantuan dan solidaritas ini adalah sikap yang diperlukan terlebih juga kita masuk bulan Ramadan, bulan dimana segala amalan akan dilipat gandakan.

Berbuat baiklah selagi bisa, sebanyak-banyaknya pada bulan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun