Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ronda Digital, Cara Menangkal Hate Speech dan Hoaks di Era Milenial

6 Februari 2019   08:09 Diperbarui: 6 Februari 2019   08:39 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Damai di Dunia Maya - jalandamai.org

Mungkin diawal kemunculannya, banyak orang yang mencibir media sosial. Tidak ada manfaatnya. Lebih baik beraktifitas di dunia nyata dibandingkan di dunia maya. Tapi keadaan sekarang sungguh berbalik. Hampir semua aktifitas manusia di dunia nyata, bisa dilakukan di dunia maya. 

Dunia maya telah mempermudah berbagai aktifitas manusia di dunia nyata. Cara mengakses dan penyebaran informasi bisa dilakukan dengan cara yang sangat mudah dan cepat. 

Kondisi ini semestinya bisa dimanfaatkan oleh semua pihak, untuk memperkuat literasi, memperdalam ilmu pengetahuan, dan mendapatkan informasi yang valid dan sesuai fakta. Kenapa hal ini penting dilakukan? Karena penyebaran ujaran kebencian dan hoax nyatanya juga masif terjadi di era milenial ini.

Penyebaran ujaran kebencian ini tidak bisa dilepaskan dari kelompok radikal dan teroris yang terus menebar propaganda radikalsime di dunia maya. ISIS sempat memerintahkan kepada seluruh pendukungnya, untuk menguasai media sosial. Karena dengan menguasai media sosial, propaganda ISIS, perekrutan anggota hingga penggalangan dana bisa dilakukan. Dan benar saja, simpatisan ISIS terus bertambah karena terprovokasi kebencian dan kebohongan yang selama ini disebar oleh ISIS di dunia maya.

Praktek semacam ini nampaknya masih terjadi, hanya dilakukan oleh kelompok yang berbeda dan untuk kepentingan yang berbeda. Di tahun politik ini, ujaran kebencian dan berita bohong terus bermunculan untuk kepentingan menjatuhkan elektabilitas pasangan calon tertentu. 

Mereka juga menggunakan berita bohong untuk menaikkan elektabilitas paslon yang didukungnya. Masyarakat yang tidak membekali dirinya dengan informasi yang benar, tidak pernah melakukan cek ricek dan masih abai dengan yang namanya literasi media, mereka akan mudah terprovokasi. Antar sesama teman bisa saling membenci hanya karena berbeda pilihan politik.

Sebagai generasi penerus bangsa, jangan tinggal diam melihat perseteruan di dunia maya ini. Jangan pula menjadi generasi yang pasif. Mari kita manfaatkan kecanggihan teknologi ini untuk menebarkan informasi yang mendidik, inspiratif dan penuh toleransi. Informasi semacam ini sangat diperlukan saat ini. 

Kembalikanlah tradisi lokal yang mulai terkikis akibat hoax dan kebencian ini. Kearifan lokal mengajarkan bagaimana saling menghargai, saling menghormati dan saling membantu antar sesama. Bakan, agama-agama yang ada di Indonesia juga mengajarkan tentang bagaimana memupuk toleransi antar umat beragama. Mari kita terus ingatkan melalui penulisan status, meme, vlog, atau apapun sesuai dengan kreatifitas kalian.

Kita dulu mengenal istilah siskamling alias sistem keamanan keliling. Upaya ini dilakukan untuk menjaga lingkungan tempat tinggal kita, dari segala ancaman dan pengaruh negatif. Setiap orang berkontribusi aktif melakukan ronda, saling mengenal dengan sesama warga, bersama menjaga kenyamanan lingkungan. Mari kita terapkan pola yang sama di dunia maya. 

Mari kita melakukan ronda digital. Mari kita gelorakan hashtag yang bisa menyatukan keragaman. Mari kita viralkan hashtag yang bisa tetap menjaga keberagaman dan toleransi. Melalui cara-cara seperti inilah, teknologi akan mempunyai manfaat yang positif. Jika teknologi digunakan untuk melakukan perilaku negative, maka dampak negative lah yang kan kita rasakan.

Jika ingin lingkungan dunia maya kita tenang, damai, bebas dari ujaran kebencian dan kebohongan, bebas dari caci maki dan segala macamnya, mari kita lakukan ronda digital. Ronda digital tidak sulit. Dengan menuliskan pesan damai, melaporkan ke pihak yang berwajib jika menemukan hoax, serta membekali diri dengan literasi media, itu sudah merupakan bentuk ronda digital. Jadi, tunggu apa lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun