Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menuju Indonesia Tanpa Radikalisme

11 September 2018   22:14 Diperbarui: 11 September 2018   22:46 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop Radikalisme - Lampungpro.com

Indonesia adalah negara kepulauan dengan berbagai macam suku dan budaya. Keberagaman negeri tidak hanya memberikan daya tarik tersendiri, tapi juga membuat bangsa masyarakatnya. Keindahan budaya berpadu dengan keindahan alam menjadi perpaduan yang sangat tepat. 

Keberagaman ini merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah SWT kepada kita masyarakat Indonesia dan semua penghuni bumi. Terbukti banyak wisatawan dari berbagai negara datang ke Indonesia, untuk menikmati keindahan alam yang diberikan oleh Allah SWT.

Dalam perjalannya, memang tidak mudah mempertahankan keindahan Indonesia ini. Ada saja upaya untuk merusak persatuan dan kesatuan. Ada saja upaya untuk mengganggu kerukunan antar umat. Setelah Indonesia berhasil merebut kemerdekaan, muncul pemberontakan DI/TII. Kelompok ini tidak bersedia menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. 

Pemberontakan yang digagas oleh kelompok NII ini, kemudian terus berkembang dan berevolusi sesuai zamannya. NII inilah yang kemudian melahirkan JI yang dipimpin oleh Abubakar Ba'asyir ketika itu. Kelompok inilah yang kemudian melahirkan serangkaian aksi teror di Indonesia.

Sekarang teror di Indonesia berbeda dengan dulu. Jaringan yang menebar teror pun juga berbeda. Modus dan cara-cara yang digunakan juga berbeda. Teror secara fisik memang telah mereda meski potensi itu masih saja ada. Namun teror di dunia maya terus saja terjadi dan tak ada hentinya. Ujaran kebencian dengan berbagai kepentingan terus bermunculan. 

Provokasi dan propaganda radikalisme dari kelompok radikal juga masih terjadi. Orang-orang yang terprovokasi itulah yang kemudah berubah menjadi pribadi yang intoleran dan radikal. Jika sudah pada tahan yang mengkhawatirkan, mereka bisa berperilaku sebagai teroris meski tidak terhubung dengan jaringan teroris. Orang semacam inilah yang kemudian disebut sebagai lone wolf. Dan hal ini sudah terjadi di Indonesia.

Kelompok radikal memang menjadi acaman semua negara termasuk Indonesia. Karena melalui jaringan radikalisme inilah yang kemudian melahirkan serangkaian aksi teror. Dan jika hal ini dibiarkan, tentu kondisi ini tidak akan jauh berbeda dengan jaman jahiliyah. 

Padahal era jahiliyah itu sudah berakhir setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah dan berhasil membangun peradaban yang manusiawi dan toleran. Di kota inilah kemudian melahirkan piagam Madinah, yang masih terus dipegang kuat hingga saat ini. Ketika kembali ke Mekah, Rasulullah SAW akhirnya bisa menjadikan kota Mekah sebagai kota yang suci, terbebas dari kelompok kafir.

Di Indonesia, kelompok intoleran dan radikal ini terus berusaha menerapkan sistem khilafah. Dan seperti kita tahu, sistem itu dinilai sudah tidak tepat diterapkan. Bahkan, tidak ada satupun negara di dunia ini yang menerapkan sistem ini. Jika sistem ini diterapkan di Indonesia, anugerah Allah SWT berupa keberagaman itu terancam punah. 

Masyarakatnya akan saling berkonflik. Dan hal ini pun terjadi ketika ISIS menguasai sebagian Iraq dan Suriah. Kehancuran terjadi dimana-mana. Lalu, apakah Anda semua rela anugerah terindah yang ada di Indonesia itu akan hancur, hanya karena masyarakatnya saling berkonflik sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun