Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yuk, Wujudkan Pilkada Damai Tanpa SARA

26 Juni 2018   19:40 Diperbarui: 26 Juni 2018   19:49 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilkada Damai - pikiran-rakyat.com

Besok, pada 27 Juni 2018, 171 daerah akan menggelar pemilihan kepala daerah secara serentak. Pilkada ini merupakan pembuktian bagi kita semua, bacha Indonesia adalah Negara yang sudah dewasa dalam berdemokrasi. Indonesia juga sudah paham, bagaimana menghadapi keberagaman dalam setiap pesta demokrasi. Namun, bukan berarti pilkada serentak di 171 daerah tersebut bebas dari ancaman. Provokasi jelang pilkada begitu masih terjadi. Dunia maya begitu sering dibanjiri ujaran kebencian, yang bisa berpotensi mempengaruhi kerukunan antar umat beragama. Dan tak dipungkiri, ujaran kebencian dan banyaknya provokasi itu telah membuat sebagian masyarakat berubah.

Masyarakat Indonesia yang dikenal ramah berubah menjadi mudah marah. Generasi muda yang inovatif, kreatif dan toleransi, berubah menjadi generasi yang intoleran, yang selalu menganggap dirinya paling benar. Sementara pihak yang berbeda, selalu dianggap sebagai pihak yang salah. Akibatnya, ancaman konflik di tengah masyarakat berpotensi terjadi kapan saja dan dimana saja. Untuk itulah, untuk meredam potensi terjadinya konflik pada saat pilkada serentak, menjadi tugas kita bersama untuk menyebarkan pesan damai, demi pilkada damai.

Menebarkan pesan damai, diharapkan dilakukan oleh semua pihak demi terciptanya pilkada damai. Pilkada bukan ajang untuk bertarungnya kebencian atar timses ataupun pasangan calon. Pilkada harus menjadi ajang bagi semua pihak, untuk beradunya gagasan. Diskusi antar paslon tentang gagasan membangun desa atau kota misalnya, akan jauh lebih bermanfaat dibandingkan sibuk mencari kejelekan orang lain. Mari kita suguhkan gagasan yang kreatif dan inovatif, agar masyarakat bisa menjadi pemilih yang cerdas, dan dewasa dalam berdemokrasi.

Mari kita ingat kembali. Esensi demokrasi adalah dari rakyat untuk rakyat. Jika pilkada sejatinya ditujukan untuk kepentingan rakyat, semestinya seluruh masyarakat memberikan kontribusi yang positif. Pilihlah paslon yang jelas-jelas mempunyai gagasan yang kreatif, inovatif dan membangun. 

Pilihlah paslon yang bertanggung jawab, berintegritas, serta menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Dengan karakter pemimpin semacam inilah, yang dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. Pemimpin yang mempunyai karakter diatas, diharapkan mampu memegang amanah sampai lima tahun kedepan.

Mari kita lihat kebelakang. Apakah paslon yang bertarung dalam pesta demokrasi kali ini, sudah sesuai dengan kebutuhan daerah yang dpimpinnya? Apakah para pemimpin yang bertarung mempunyai gagasan yang positif? Apakah para paslon yang bertarung mempunyai sifat yang toleran dan menjunjung keberagaman? Mari lontarkan pertanyaan sebanyak banyaknya kapada para paslon yang bertarung. Hal ini penting agar kita tidak salah pilih paslon. Salah pilih dalam sekian menit, dampaknya akan dirasakan selama bertahun-tahun.

Begitu juga dengan penyebaran pesan SARA dan ujaran kebencian. Jika diantara kita masih ada yang melakukan demi mendapatkan keuntungan rupiah,  tentu hal itu akan merugikan kita semua. Tidak hanya derahnya yang merugi, tapi negeri ini. Pilkada yang seharusnya disambut dengan penuh suka cita, bukan suka duka. Pilkada seharusnya bisa melahirkan pemimpin yang jujur, bertanggung jawab dan toleran. Bukan pemimpin yang oportunis, menghalalkan segala cara dan bersikap intoleran demi duduk di kursi kekuasaan.

Mari kita hadapai 27 Juni 2018 dengan ketenangan jiwa. Jangan mau menjadi korban provokasi SARA. Ingat, Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia. Indonesia juga kaya akan budaya dan adat istiadatnya. Semuanya itu merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada kita semua. Janganlah bersikap yang bisa merusak kerukunan, persatuan dan kesatuan Indonesia. Mari kita wujudkan pilkada serentak esok hari, menjadi pilkada yang damai, tenang, dan bisa berdampak pada perubahan yang bias menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun