Mohon tunggu...
Anisya Ulya
Anisya Ulya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Iklan Sirup di Bulan Ramadhan

6 Juni 2016   10:14 Diperbarui: 4 April 2017   17:28 1882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan untuk masyarakat. Berbeda dengan pengumuman biasa, iklan lebih membujuk orang untuk membeli (Rhenald Khasali :1992). Iklan selalu dibuat semenarik mungkin, karena dengan iklan lah hati konsumen coba untuk diraih. Media iklan sangat beragam, mulai dari televisi, radio, media cetak, bahkan hingga media online. Dari sekian banyak media iklan, media televisi masih menjadi andalah disamping media online. Hal ini dikarenakan media televisi memiliki jangkauan penonton yang lebih luas dan visualisasi yang lebih menarik dibanding media iklan lainnya.

Di Indonesia ada hal yang menarik menegenai fenomena iklan di televisi. Yaitu fenomena iklan sirup ketika mmendekati bulan Ramadhan, saat bulan Ramdhan, hingga hari raya Idul Fitri. Ketika di hari hari biasa, kita mungkin jarang melihat iklan sirup di televisi. Namun ketika mendekati bulan Ramadhan, kita akan melihat penayangan iklan sirup yang besar frekunsinya. Cerita iklan sirup sendiri beragam. Mulai dari cerita saat berbuka, berkumpul bersama keluarga, hingga betuk cerita berambung. Semua dilakukan untuk menarik hati konsumen. Fenomena Iklan sirup yang gencar di bulan Ramadhan disebut sebagai strategi seasonal marketing.

Seasonal marketing sirup bukanlah sekedar fenomena di televisi saja. Namun telah menajdi pembicaraan viral di berbagai sosial media. Banyak yang menghubugkan banyaknya frekuensi iklan sirup dengan semakin dekatnya bulan Ramadhan hingga membuat gambar-gambar bertuliskan humor. Hal ini menandakan bahwa begitu besar pengaruh dari iklan sirup hingga iklan itu sendiri menjadi sebuah perbincangan. Sikap masyarakat Indonesia yang bagitu detail memperhatikan fenomena bisa menjadi keuntungan tersendiri. Hal ini bisa menjadi sebuah cara iklan gratis. 

Iklan sirup yang begitu intens di bulan Ramadhan sebenarnya karena ingin memanfaatkan sifat konsumtif dari masyarakat ketika bulan Ramadhan. Di Indoensia, bulan Ramadhan dianggap sebagai bulan spesial. Hal ini dikarenakan penduduk Indonesia yang mayoritas muslim dan selalu ingin meramaikan bulan Ramdhan. Meskipun bulan Ramadhan adalah waktu untuk tidak makan dan minum dari imsak hingga magrib, namun nyatanya menurut data stataistik Bank Indoensia ketika bulan Ramadhan permintaan makanan dan minuman justru sangat tinggi. Hal inilah yang menajadi peluang untuk para pembisnsis makanan dan minuman untuk gencar mengiklankan produknya ketika bulan Ramadhan.

Dari semua iklan sirup yang ditayangkan di televisi, iklan sirup Marjan yang sepertinya paling menancap di benak masyarakat. Ketika iklan sirup lainnya hanya mengiklankan produknya seperti iklan pada umumnya, yaitu iklan berdurasi 15 detik bercerita tentang kegiatan kumpul keluarga sambil minum sirup, atau kegiatan berbuka bersama sambil minum sirup, iklan Marjan justru tampil dengan kemasan yang berbeda. Iklan Marjan tampil dengan sebuah cerita bersambung dengan tema yang alur cerita yang berbeda setiap tahunnya. Iklan sirup Marjan dengan konsep seperti ini dimulai sejak beberapa tahun yang lalu dan dan konsisten hingga hari ini.

Cerita yang dibawa oleh sirup Marjan sendiri adalah cerita yang sederhana dan memperlihatkan setting, kostum dan dandanan yang kental dengan kehidupan masyarakat indoenesia. Hal-hal inilah yang membuat iklan ini mudah diterima masyarakat dan menancap kuat dalam benak mereka. Selain itu pemanfaatan momentum bulan Ramadhan juga menambah spesialnya iklan tersebut. Karena masyarakat Indonesia yang detail dalam melihat keadaan akan menyadari bahwa iklan tersebut akan muncul di bulan Ramadhan dan tanpa disadari mereka akan menunggu cerita apa yang akan dibawakan selanjutnya.

Iklan yang bisa menarik hati konsumen dan menancap kuat dalam ingatan mereka dapat dikatakan sebagai iklan yang sukses. Megapa demikian, karena memang itulah tujuan dari iklan, yaitu untuk menarik hati konsumen dan mendapat tempat dalam pikiran mereka. Jika kita simpulakan dari semuanya, kita dapat menegtahui bahwa kesuksesan iklan sirup Marjan dikarenakan, yang pertma adalah konsistensi. Marjan konsisten mengiklanlan produknya hingga sekarang dengan cara yang sama namun tema yang berbeda. Kedua produk yang relevan dan moment yang special. Produk bisa dilihat dari kualitas, harga, distribusi, dan ketersediaan produk. Kita hampir bisa menemui sirup Marjan dimana-mana.

Mulai dari supermarket hingga warung. Moment yang spesial dilihat dari pemanfaatan momentum Ramadhan untuk gencar mengiklankan produk, hingga iklan itu sendiri menjadi pengingat moment Ramadhan bagi masyarakat. Ketiga adalah penyampaian produk yang membumi dengan target marketnya. Hal ini bisa dilihat dari tampilan visual yang dekat dengan sosial masyarakat Indonesia, efek audio yang menenangkan serta cerita yang sarat makna serta warna sirup yang begitu menonjol sehingga sangat mudah diingat. Yang keempat adalah menimbulkan efek viral. Kesuksesan iklan bisa dilihat dari seberapa banyak iklan atau produk tersebut menjadi perbinacangan masyarakat. Marjan sukses melakukan hal itu dan iklan produk Marjan seperti yang dijelaskan sebelumnya mampu membuat viral sosial media dengan tulisan dan gambar humor.

Kesuksesan dari iklan sirup Marjan bisa menajdi pembelajaran untuk kita semua bagiamana memanfaatkan momentum dan bagaiaman membuat iklan yang bisa menarik hati konsumen dan menancap kuat dalam benak mereka. Usaha Marjan yang konsisten melakukan strategi marketingnya membuahkan hasil dengan menjadi produk sirup dengan penjualan yang terus meningkat hingga saat ini. Kedepannya mungkin Marjan perlu juga untuk mulai gencar mengiklankan produknya di berbagai sosial media. Hal ini diakrenakan sosial media telah menjadi sesuatu yang tidak bisa terlepaskan dari kehidupan masyarakat dan bisa menjadi sebuah ladang iklan yang sangat potensial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun