Mohon tunggu...
Eka Anisya Rizki
Eka Anisya Rizki Mohon Tunggu... Freelancer - in collage

Hello, guys ! take your time to read the article and enjoy :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kampung Lidah Buaya, Masihkah Terawat?

7 April 2020   20:48 Diperbarui: 7 April 2020   20:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditengah padatnya penduduk kota, diantara puluhan bahkan ratusan perumahan yang berdiri. Tak membuat warga gang teladan kehilangan semangat kreatifitas dalam membuat kampung tematik yang unik dan ramah lingkungan.

Nama populer dari kampung tematik tersebut adalah Kampung Lidah Buaya. Yang berlokasi di gang teladan II, Desa Sukajadi, Kec.Karawaci. Kampung Lidah Buaya (KLB) menjadi salah satu program kampung tematik yang digencarkan oleh pemerintah kota Tangerang dengan maksud mengkampanyekan gerakan hidup sehat kepada masyarakat Tangerang.

Saat sampai di kampung tematik ini kita akan disambut oleh gapura  bewarna hijau pudar dengan berbagai macam tulisan, salah satunya "manfaat lidah buaya untuk kesehatan". Di tempat ini tidak ada lahan parkir khusus, contohnya seperti dimanapun ada lahan kosong disana bisa dijadikan lahan parkir. Dan parkir pun tidak dipungut biaya, gratis.

Tumbuhan lidah buaya yang ditanam di kampung tematik tersebut tumbuh subur dengan jumlah yang terbilang cukup banyak. Tak hanya lidah buaya, beberapa jenis bunga dan kaktus juga ikut ditanam disekitar lokasi tersebut agar mempercantik dan enak dilihat bagi siapapun yang sedang berkunjung atau hanya sekedar lewat.

Kampung yang berada persis di belakang RS.Sari Asih Kec.Karawaci, kali ini terlihat lebih kumuh bila dibandingkan dengan foto-foto yang tersebar di internet maupun sosial media. Dilihat dari banyaknya jemuran beberapa oknum masyarakat setempat yang bergantung diatas pot tanaman lidah buaya.

Tak hanya itu, beberapa pot yang ditanami lidah buaya pun ada yang disatukan dengan kandang ayam, adapula monyet peliharaan yang dirantai pada salah satu pohon besar disana dan dengan ayunan dari ban bekas disebelahnya.

Sari (20), salah satu masyarakat yang sedang berada di kampung tematik tersebut menuturkan "pas nyari di internet keliatanya bagus, mungkin karena sepi pengunjung kali ya kampungnya jadi keliatan gak keurus".

Salah satu faktor penghambat kampung lidah buaya ini disebabkan oleh tidak adanya pengunjung dan kurangnya kepedulian masyarakat sekitar akan menjaga lingkungan yang telah mereka ubah menjadi lebih baik dan unik ini.

Adanya harapan agar kampung tematik lidah buaya yang berada di gang teladan II, lebih terawat kembali baik perihal tanaman-tanaman yang ada dan lingkungannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun