Mohon tunggu...
Anisya Nur Faizah
Anisya Nur Faizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sharing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kurikulum Pesantren Menjadi Pilar Masa Depan Santri

30 November 2020   13:59 Diperbarui: 30 November 2020   14:00 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pribadi yang santun, taat terhadap aturan maupun tata tertib, serta mengharapkan keberkahan dari Kyai adalah cerminan akhlak dan keseharian seorang santri. Hal tersebut juga yang menjadi menjadi identitas dan karakteristik santri itu sendiri. Tentunya, sifat dan perilaku ini tidak lepas dari peran pesantren dalam mendidik dan membentuknya. Terutama peraturan dan kurikulum pesantrenlah yang pastinya memberikan peran penting dalam pembentukan karakter ini.

Seseorang yang mendapat tempaan pendidikan berkarakter di pesantren dengan kurikulum yang memadai yang menitikberatkan pada akhlakul karimah, tentu hasil akhirnya akan berbeda jauh dengan didikan lembaga yang tujuan utamanya hanya mentransfer ilmu dan pengetahuan saja. Jika dalam lembaga formal umum seseorang hanya mendapatkan ilmu pengetahuan, maka di pesantren lah manusia akan mendapatkan ilmu pengetahuan dan pendidikan berkarakter untuk selalu berakhlakul karimah. Jadi keduanya diperoleh dengan hasil yang seimbang.

Berpijak dari bekal yang kita peroleh dari pesantren, tentu kita lebih siap dalam menghadapi persaingan masa depan yang terlihat jelas semakin kompetitif dan terasa berat. Kurikulum pesantrenlah yang mampu menjadi bekal yang memadai guna membangun pilar-pilar masa depan yang lebih menjanjikan. Kesalihan cara berpikir dan kejernihan hati nurani mampu menjaga dan terus memelihara diri kita dari berbagai godaan serta perilaku menyimpang dalam menjalani kehidupan di masa mendatang.

Contoh kecil kurikulum pesantren dalam kehidupan keseharian santri dapat dilihat dari cara hidup mereka yang terus berjuang dalam kesederhanaan. Mereka yang terus bertahan dalam himpitan kesusahan pun tidak membuat mereka berpikir negatif untuk memenuhi hajat kebutuhannya dengan cara yang tidak diridlai Allah. Mereka tetap menghormati hak orang lain dan menghargai kepemilikan orang lain dan tetap menjaga akhlak mulia seorang santri.

Kurikulum pesantren inilah yang mampu mencetak cara berpikir positif dan nurani yang terus menjaga hingga memunculkan sifat-sifat mulia yang mulai jarang ditemui saat ini. Tantangan zaman semakin berat, godaan semakin memprihatinkan dan benteng akhlakul karimah mulai menipis. Dengan berbagai macam fenomena kehidupan yang terus kita jumpai, seseorang yang telah mengenyam pendidikan pesantren dengan kurikulum komplit dan komperhensif nantinya yang akan mampu terus bertahan, mampu berdiri kokoh tanpa terombang-ambing terpaan godaan duniawi. Sebab tujuan utama mereka bukan hanya kesejahteraan duniawi semata. Namun, kebahagiaan duniawi dan kenikmatan akhirat lah yang menjadi cita-cita terbesar yang didambakan. Tepat jika ada sebuah ungkapan, "Metode dan cara yang tepat akan menorehkan hasil yang memuaskan" layaknya santri yang mampu meraih sukses duniawi serta ukhrawi lantaran metode belajar dan kurikulum pesantren yang mereka dalami.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun