Mohon tunggu...
Anis Marsela
Anis Marsela Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

democratic Writer Program (DWP)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kivlan Zein, Congormu Berbisa

9 Mei 2019   21:53 Diperbarui: 9 Mei 2019   22:09 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rupanya serangan serta tuduhan yang diarahkan kepada ketua umum partai demokrat tak berakhir di media sosial saja. Di hari aksi kecurangan pemilu di kantor Bawaslu siang tadi (Kamis, 9/5/2019) ikut disinggung salah satu pentolan Badan Pemenangan Nasional (BPN)  Prabowo-Sandi, Kivlan Zen.  

Laki tua berumur 72 tahun ini dengan terang-terangan menyerang mantan presiden ke enam tersebut sebagai pengkianat.  Dimana dalam orasinya,  purnawirawan bintang dua itu menyinggung SBY menjegal atau tidak suka Prabowo Subianto menang jadi Presiden RI ke 8, menggantikan posisi Joko Widodo pada pemilu 2019 ini.  

Ini sudah keterlaluan.  Sudah tua seharusnya omongan dijaga.  Saling menghormati,  apalagi pak Kivlan Zen dan SBY merupakan tokoh yang ingin sekali adanya perubahan bagi tanah air.  Perubahan yang lebih baik lagi,  terutama untuk lima tahun kedepan.  Saya heran,  ada apa sebenarnya dengan politik Indonesia saat ini?  

Apakah dinamika demokratisme menghalalkan saling serang walau berada di kubu yang sama?  Entahlah,  yang pasti,  apa yang disampaikan Kivlan Zein terhadap SBY itu salah. Ingatlah ' bang', SBY begitu tulus mendorong kemenangan Prabowo-Sandi untuk memimpin Indonesia. Jadi, abang sabar jangan gradak grusuk seperti ini.  Menyalahkan orang lain merupakan bentuk kelemahan diri dalam bertarung.  

Lagipula ya bang,  perang ini belum usai.  Kita tunggu saja hasil dari KpU yang resmi mengumumkan pemenang di pilpres tahun ini.  Jangan kita (sama pendukung Prabowo-Sandi)  jadi saling tonjok begini.  

Sebagai anak muda perlu saya ingatkankan,  abang Kivlan terlalu bergebu gebu untuk memenangkan Prabowo-Sandi. Itu sah kok bg,  apa yang abang rasakan saya pun merasakan.  Sama halnya dengan SBY,  AHY,  dan Demokrat.  Ibarat kapal,  kita  berada di kapal yang sama bg. 

Tak mungkin lah pak SBY akan bertindak gegabah untuk menyelamatkan diri sendiri dengan memakai kapal sikoci yang hanya muat untuk lima orang saja.  Apalagi,  jiwa kesatria SBY lebih tinggi dibanding jiwa korsanya abang.  Kalau salah mohon saya dikoreksi.  

Sekarang kita sama-sama berdoa saja untuk kemenangan Prabowo-Sandi di 22 Mei mendatang.  Saya harap,  apa yang abang sampaikan dan terucap hanya bentuk kekhilafan dari seorang Kivlan Zein,  sebagai manusia biasa.  Yang tak lepas dari salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun