Mohon tunggu...
Anis Kurniawan
Anis Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Menulis, berjumpa dan berkolaborasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Sarapan Pagi Istimewa agar Sehat dan Cerdas

9 Oktober 2018   09:09 Diperbarui: 9 Oktober 2018   11:54 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap awal pagi, tubuh kita membutuhkan suplemen makanan yang cukup. Ada dua kebiasaan orang dengan pola hidup sehat dalam memilih sarapan pagi. Pertama, memilih menu dengan porsi gizi lengkap dan banyak. Kedua, memilih makanan ringan yang akan mempermudah kinerja pencernaan.

Menurut saya, kedua pola sarapan pagi itu sama-sama baiknya. Kita bisa memilih yang pertama atau yang kedua. Tergantung yang mana dapat menjadi kebiasaan dan sanggup dilakukan rutin.

Apa pun itu yang terpenting menurut saya adalah menyadari bahwa sarapan pagi itu penting. Selain sarapan, tubuh memerlukan air putih yang banyak di awal pagi. 

Saya teringat pengalaman penulis Pramoedya Ananta Toer yang bisa bertahan di penjara walau tanpa makan hanya dengan minum air putih sebanyak-banyaknya saat bangun tidur.

***

Selain sarapan, tubuh juga memerlukan suplemen informasi dan pengetahuan. Tubuh perlu bacaan agar otak kita tidak beku dan terbiasa berpikir dan mengola informasi.

Sekadar pengalaman, setiap awal pagi sebelum atau sesudah sarapan saya selalu memastikan dapat membaca.

Sumber bacaan bisa macam-macam antara lain buku, koran, berita online, atau bahkan novel. Pilihan topik bacaan bisa disesuaikan dengan masalah yang sedang mewacana. Bisa juga memilih membaca apa saja dengan harapan selalu ada informasi yang bisa didapatkan setiap awal pagi.

Agar bisa menuntaskan sarapan pagi dengan membaca, kita dapat menyiakan media baca yang variatif. Perpustakaan rumah wajib ada. Siapa pun kita harus punya kebiasaan membeli dan mengoleksi buku. Bila perlu rumah kita bisa disulap seperti perpustakaan agar selera membaca kita selalu bangkit.

Membiasakan membaca karya sastra boleh dicoba. Novel atau prosa lainnya konon dapat memperbaiki insting berpikir dan sisi humanitas kita. 

Membaca novel adalah upaya belajar pada pengalaman. Kalau kita percaya bahwa pengalaman adalah guru terbaik, pengalaman yang didapatkan dari membaca novel akan semakin mendewasakan diri kita. Paling penting, kita akan terbiasa menelusuri makna di balik sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun